A.
PENDAHULUAN
Pertumbuhan penduduk
adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu
dibandingkan waktu sebelumnya. Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk adalah kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk.
Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami sedangkan perpindahan penduduk
adalah faktor non alami. Migrasi ada dua yaitu migrasi masuk yang artinya
menambah jumlah penduduk sedangkan migrasi keluar adalah mengurangi jumlah
penduduk. Migrasi itu biasa terjadi karena pada tempat orang itu tinggal kurang
ada fasilitas yang memadai. Selain itu juga kebanyakan kurangnya lapangan
kerja. Maka dari itu banyaklah orang yang melakukan migrasi.Sehingga dalam
masalah ini ,maka penduduk akan dihadapi dengan masalah lingkungan hidup,
pertumbuhan penduduk dan kelaparan, serta kemiskinan dan keterbelakangan.
B.
PEMBAHASAN
A.) Landasan
Perkembangan Penduduk Indonesia
Penduduk adalah orang atau sekumpulan
orang-orang yang mendiami suatu tempat (kampung, negara, dan pulau) yang tercatat
sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku di tempat tersebut.
Berdasarkan tempat lahir dan lama tinggal penduduk suatu daerah dapat dibedakan
menjadi empat golongan, yaitu penduduk asli, penduduk pendatang, penduduk
sementara, dan tamu.
Ø Penduduk
asli adalah orang
yang menetap sejak lahir.
Ø Penduduk
pendatang adalah orang
yang menetap, tetapi lahir dan berasal dari tempat lain.
Ø Penduduk
sementara adalah orang
yang menetap sementara waktu dan kemungkinan akan pindah ke tempat lain karena
alasan pekerjaan, sekolah, atau alasan lain.
Ø Tamu adalah orang yang berkunjung ke tempat tinggal yang
baru dalam rentang waktu beberapa hari dan akan kembali ke tempat asalnya.
Yang
mendasari perkembangan penduduk di Indonesia adalah banyaknya masyarakat yang
menikahkan anaknya yang masih muda. Dan gagalnya program (KB) Keluarga
Berencana yang di usung oleh pemerintah untuk menekan jumlah penduduk
Indonesia. Karena faktor – faktor tersebut tidak dapat berjalan dengan
semestinya, maka penduduk Indonesia tidak terkendali dalam perkembangannya.
Karena perkembangan penduduk yang sangat tidak terkendali, maka banyak
terjadinya kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, gelandangan, anak jalanan,
dan sebagainya.
B.) PERTAMBAHAN ATAU PERTUMBUHAN
PENDUDUK DAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN DI INDONESIA
Pengertian Penduduk adalah orang-orang yang
berada di dalam suatuwilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan
salingberinteraksi satu sama lain secara terus menerus / kontinu.
Dalamsosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempatiwilayah geografi
dan ruang tertentu. Penduduk suatu negara atau daerah bisa didefinisikan
menjadi dua:
• Orang yang tinggal di
daerah tersebut
• Orang yang secara
hukum berhak tinggal di daerah tersebut.
Definisi Pertambahan
Pertambahan penduduk
adalah pertambahan populasi manusia dan dapat dihitung dengan menggunakan
pengukurun "per waktu unit". Ini berarti bahwa pertumbuhan mencangkup
: pertama, kemajuan lahiriah seperti pangan, sandang, perumahan, dan lain-lain,
kedua, kemajuan batiniah seperti pendidikan, rasa aman, rasa keadilan, rasa
sehat; dan ketiga, kemajuan yang meliputi seluruh rakyat sebagaimana tercermin
dalam perbaikan hidup berkeadilan sosial.
Pertambahan penduduk di
Indonesia semakin meningkat. Seiring dengan bertambahnya penduduk, semakin
berpengaruh terhadap keseimbangan lingkungan dan kelestarian alam salah satunya
adalah ketersediaan sumber daya alam untuk manusia.
Penyebab
Pertambahan Penduduk. Yang Menyebabkan Penduduk ada 2 yakni
:
1. Kelahiran
atau natalitas, kepadatan populasi akan bertambah. Angka kelahiran
diperoleh menghitung jumlah kelahiran hidup tiap 1000 penduduk per tahun. Ini
adalah penyebab alami pertambahan penduduk.
2. Imigrasi,
adanya penduduk yang datang akan menambah kepadatan populasi. Ini termasuk
Penyebab non-alami pertambahan penduduk
Dari
definisi diatas tersirat bahwa makhluk hidup merupakan pihak yang selalu
memanfaatkan lingkungan hidupnya, baik dalam hal respirasi, pemenuhan kebutuhan
pangan, papan dan lain-lain. Manusia sebagai makhluk yang paling unggul di
dalam ekosistemnya, memiliki daya dalam mengkreasi dan mengkonsumsi berbagai
sumber-sumber daya alam bagi kebutuhan hidupnya. Ledakan penduduk sebagai
akibat pertumbuhan penduduk yang cepat seperti itu memberikan dampak yang buruk
bagi kehidupan dan pencemaran lingkungan.
Sudah
banyak sekali terjadi pencemaran lingkungan di Indonesia, yang disebabkan oleh
berbagai macam masalah seperti polusi dari kendaraan, banjir yang disebabkan
oleh buang sampah sembarangan, serta panasnya bumi karena kurangnya oksigen
sebab hutan-hutan banyak ditebang sebagai lahan tempat tinggal manusia, dan
tanaman-tanaman semakin berkurang dan semakin sedikit menghasilkan oksigen .
Jika ditinjau ulang, seluruh aktivitas yang dapat merusak lingkungan tersebut
dan juga menghasilkan polusi, merupakan aktivitas yang dilakukan oleh manusia.
Manusia dalam hal ini berperan penting dalam kelangsungan hidup lingkungan di
sekitarnya. Semakin banyak jumlah penduduk di suatu tempat cenderung menyebabkan
pencemaran dalam suatu lingkungan tersebut.
Pencemaran atau polusi tidak dapat dihindari, yang dapat dilakukan
adalah mengurangi, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran serta
kepedulian masyarakat kepada lingkungannya. Jumlah penduduk yang makin
meningkat menyebabkan kebutuhannya makin meningkat pula. Hal ini berdampak negatif pada lingkungan, yaitu:
1) Makin berkurangnya lahan produktif, seperti sawah dan perkebunan
karena lahan tersebut dipakai untuk pemukiman.
2) Makin berkurangnya ketersediaan air bersih. Manusia membutuhkan air
bersih untuk keperluan hidupnya. Pertambahan penduduk akan menyebabkan
bertambahnya kebutuhan air bersih. Hal ini menyebabkan persediaan air bersih
menurun.
3) Pertambahan penduduk juga menyebabkan arus mobilitas meningkat.
Akibatnya, kebutuhan alat tranportasi meningkat dan kebutuhan energi seperti
minyak bumi meningkat pula. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran udara dan
membuat persediaan minyak bumi makin menipis.
4) Pertambahan penduduk juga menyebabkan makin meningkatnya limbah rumah
tangga, seperti sampah dan lain-lain. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan
Sensus
penduduk (cacah jiwa) adalah pengumpulan, pengolahan, penyajian dan
penyebarluasan data kependudukan. Jumlah penduduk ditentukan oleh :
a. Angka kelahiran;
b. Angka kematian;
c. Perpindahan penduduk, yang meliputi :
1. Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari
desa ke kota.
2. Reurbanisasi, yaitu perpindahan penduduk
kembali ke desa.
3. Emgrasi, yaitu perpindahan penduduk ke luar
negeri.
4. Imigrasi, yaitu perpindahian penduduk dari
luar negeri ke dalamnegeri.
5. Remigrasi, yaitu perpindahan penduduk kembali
ke negara asal.
6.
Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari satu pulau kepulau lain dalam
satu negara.
C.) Pertumbuhan Penduduk dan Tingkat
pendidikan
Pertumbuhan penduduk
adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu
dibandingkan waktu sebelumnya. Misalnya pertumbuhan penduduk Indonesia dari
tahun 1995 ke tahun 2000 adalah perubahan jumlah penduduk Indonesia dari tahun
1995 sampai 2000.
Selain
merupakan sasaran pembangunan, penduduk juga merupakan pelaku pembangunan. Maka
kualitas penduduk yang tinggi akan lebih menunjang laju pembangunan ekonomi.
Usaha yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kualitas penduduk melalui
fasilitas pendidikan, perluasan lapangan pekerjaan dan penundaan usia kawin
pertama.
Di
negara-negara yang anggaran pendidikannya paling rendah, biasanya menunjukkan
angka kelahiran yang tinggi. Tidak hanya persediaan dana yang kurang, tetapi
komposisi usia secara piramida pada penduduk yang berkembang dengan cepat juga
berakibat bahwa rasio antara guru yang terlatih dan jumlah anak usia sekolah
akan terus berkurang. Akibatnya, banyak negara yang sebelumnya mengarahkan
perhatian terhadap pendidikan universitas, secara diam-diam mengalihkan
sasarannya.
Helen
Callaway, seorang ahli antropologi Amerika yang mempelajari masayakat buta
huruf, menyimpulkan bahwa perkembangan ekonomi dan perluasan pendidikan dasar
telah memperluas jurang pemisah antara pria dan wanita. Hampir di mana-mana
pria diberikan prioritas untuk pendidikan umum dan latihan-latihan teknis.
Mereka adalah orang-orang yang mampu menghadapi tantangan-tantangan dalam
dunia. Sebaliknya pengetahuan dunia ditekan secara tajam pada tingkat yang
terbawah.
Pertambahan
penduduk yang cepat, lepas daripada pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas
pendidikan, cenderung untuk menghambat perimbangan pendidikan. Kekurangan
fasilitas pendidikan menghambat program persamaan/perimbangan antara laki-laki
dan wanita, pedesaan dan kota, dan antara bagian masyarakat yang kaya dan
miskin.
Pengaruh
daripada dinamika penduduk terhadap pendidikan juga dirasakan pada keluarga.
Penelitian yang dilakukan pada beberapa negara dengan latar belakang budaya
yang berlainan menunjukkan bahwa jika digabungkan dengan kemiskinan, keluarga
dengan jumlah anak banyak dan jarak kehamilan yang dekat, menghambat
perkembangan berfikir anak-anak, berbicara dan kemauannya, di samping kesehatan
dan perkembangan fisiknya. Kesulitan orang tua dalam membiayai anak-anak yang
banyak, lebih mempersulit masalah ini.
Pertambahan
penduduk yang cepat menghambat program-program perluasan pendidikan, juga
mengarah pada aptisme di dunia yang kesulitan untuk mengatasinya.
Tingkat pendidikan
adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan
peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan (UU RI
No. 20 Tahun 2003 Bab I, Pasal I ayat 8).
Jalur
pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan informal yang dapat
saling melengkapi dan memperkaya. Jenjang pendidikan formal terdiri atas
jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sebagai
persiapan untuk memasuki pendidikan dasar diselenggarakan kelompok belajar yang
disebut pendidikan prasekolah. Pendidikan prasekolah belum termasuk jenjang
pendidikan formal, tetapi baru merupakan kelompok sepermainan yang menjembatani
anak antara kehidupannya dalam keluarga dengan sekolah.
Tingkat Pendidikan Dasar
Pendidikan
dasar diselenggarakan untuk memberikan bekal dasar yang diperlukan untuk hidup
dalam masyarakat berupa pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
menengah. Oleh karena itu pendidikan dasar menyediakan kesempatan bagi seluruh
warga negara untuk memperoleh pendidikan yang bersifat dasar yang berbentuk
Sekolah Dasar (SD) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah
Pertama (SMP) atau bentuk lain yang sederajat. UU RI No. 20 Tahun 2003
menyatakan dasar dan wajib belajar pada Pasal 6 Ayat 1 bahwa, “Setiap warga
negara yang berusia 7 sampai dengan 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.
Tingkat Pendidikan Menengah
Pendidikan
menengah yang lamanya tiga tahun sesudah pendidikan dasar, di selenggarakan di
SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) atau satuan pendidikan yang sederajat.
Pendidikan menengah dalam hubungan ke bawah berfungsi sebagai lanjutan dan
perluasan pendidikan dasar, dalam hubungan ke atas mempersiapkan peserta didik
untuk mengikuti pendidikan tinggi ataupun memasuki lapangan kerja.
Pendidikan
menengah terdiri atas pendidikan menengah umum, pendidikan menengah kejuruan,
dan pendidikan menengah luar biasa, pendidikan menengah kedinasan dan
pendidikan menengah keagamaan (UU No. 20 Tahun 2003 Bab VI Pasal 18 Ayat 1-3)
Tingkat Pendidikan Tinggi
Pendidikan
tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah, yang diselenggarakan untuk
menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik dan/atau profesional yang yang dapat menerapkan,
mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau
kesenian.
Untuk
dapat mencapai tujuan tersebut lembaga pendidikan tinggi melaksanakan misi
“Tridharma” pendidikan tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat dalam ruang lingkup tanah air Indonesia sebagai
kesatuan wilayah pendidikan nasional.
Pendidikan
tinggi juga berfungsi sebagai jembatan antara pengembangan bangsa dan
kebudayaan nasional dengan perkembangan internasional. Untuk itu dengan tujuan
kepentingan nasional, pendidikan tinggi secara terbuka dan selektif mengikuti
perkembangan kebudayaan yang terjadi di luar Indonesia untuk di ambil manfaatnya
bagi pengembangan bangsa dan kebudayaan nasional. Untuk dapat mencapai dan
kebebasan akademik, melaksanakan misinya, pada lembaga pendidikan tinggi
berlaku kebebasan mimbar akademik serta otonomi keilmuan dan otonomi dalam
pengolaan lembaganya.
Satuan
pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi di sebut perguruan tinggi
yang dapat berbentuk akademi,
politeknik, sekolah tinggi, institut, dan universitas. Akademi merupakan perguruan tinggi yang menyelenggaran pendidikan
terapan dalam suatu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan teknologi dan
kesenian tertentu. Politeknik
merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan terapan dalam
sejumlah bidang pengetahuan khusus. Sekolah
tinggi ialah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik
dan/atau profesional dalam satu disiplin ilmu atau bidang tertentu. Institut ialah perguruan tinggi terdiri
atas sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau
profesional dalam sekelompok disiplin ilmu yang sejenis. Universitas ialah perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah
fakultas yang menyelenggarakan
pendidikan akademik dan/atau profesional dalan sejumlah disiplin ilmu
tertentu.
Pendidikan
yang bersifat akademik dan pendidikan profesional memusatkan perhatian terutama
pada usaha penerusan, pelestarian, dan pengembangan peradaban, ilmu, dan
teknologi, sedangkan pendidikan yang bersifat profesional memusatkan perhatian
pada usaha peradaban serta penerapan ilmu dan teknologi. Dalam rangka
pengembangan diri, bangsa, dan negara.
Output
pendidikan tinggi diharapkan dapat mengisi kebutuhan yang beraneka ragam dalam
masyarakat. Dari segi peserta didik kenyataan menunjukkan bahwa minat dan bakat
mereka beraneka ragam. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka perguruan
tinggi di susun dalam multistrata. Suatu perguruan tinggi dapat
menyelenggarakan gerakan satu strata atau lebih. Strata dimaksud terdiri dari
S0 (non strata) atau program diploma, lama belajarnya 2 tahun (D2) atau tiga
tahun (D3), juga program nongelar. S1 (program strata satu), lama belajarnya
empat tahun, dengan gelar sarjana, S2 (Program strata dua) atau program pasca
sarjana, lama belajarnya dua tahun sesudah S1, dengan gelar magister, S3
(program strata tiga atau program doctor), lama belajarnya tiga tahun sesudah
S2, dengan gelar doktor.
Program
diploma atau program nongelar memberi tekanan pada aspek praktis profesional
sedangkan program gelar memberi tekanan pada aspek ataupun aspek akademik
profesional.
Disamping
program diploma dan program sarjana, pendidikan tinggi (dalam hal ini LPTK atau
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) dapat juga menyelenggarakan program
Akta mengajar yaitu Akta III, Akta IV, dan Akta V. Program ini diadakan untuk
melayani kebutuhan akan tenaga mengajar di satu sisi dan pada sisi yang lain
untuk melindungi profesi guru (tenaga kependidikan). Dengan ini dimaksudkan
bahwa seorang hanya dianggap sah memiliki
kewenangan mengajar jika memiliki sertifikat atau akta mengajar, Program
Akta Mengajar merupakan program paket kependidikan sebesar 20 SKS atau untuk
lama studi satu semester (6 bulan) bagi masing-masing jenjang Akta.
D.) Pertumbuhan Penduduk dan Penyakit yang Berkaitan
dengan Lingkungan Hidup
Seiring
dengan bertambahnya penduduk Indonesia maka negeri ini akan banyak menghadapi
masalah, seperti : tata ruang kota yang jelek, sanitasi air limbah rumah tangga
semakin parah, dan banyak bermunculan penyakit – penyakit. Wilayah kawasan
kumuh menurut Bank Dunia (1999) merupakan bagian yang terabaikan dalam
pembangunan perkotaan. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi sosial demografis di
kawasan kumuh seperti kepadatan penduduk yang tinggi, kondisi lingkungan yang
tidak layak huni dan tidak memenuhi syarat serta minimnya fasilitas pendidikan,
kesehatan dan sarana prasarana sosial budaya.
Tumbuhnya
kawasan kumuh terjadi karena tidak terbendungnya arus urbanisasi. Di saat
banjir, lingkungan yang kumuh sering terjangkit penyakit seperti : malaria,
demam berdarah, gatal –gatal, penyakit kulit, dan sebagainya. Di karenakan pada
saat banjir, selokan – selokan yang ada di permukiman kumuh tersumbat oleh sampah
yang mereka buang sendiri dan tata ruang kota yang kurang baik. Selain itu
banyaknya wilayah hijau di perkotaan sekarang beralih fungsi sebagai bangunan –
bangunan pencakar langit, mal – mal yang banyak. Sehingga daya serap air di
wilayah perkotaan sangat sedikit. Dengan sedikitnya air yang di serap di
wilayah tersebut maka terjadilah genangan air yang semakin lama semakin
membesar dengan terjadinya hujan. Dengan terjadinya bencana banjir, maka datang
lagi bencana selanjutnya yaitu penyakit yang menjadi wabah paling ampuh saat
banjir.
Banyaknya
wabah penyakit yang di jangkit oleh masyarakat saat banjir, itu semua sangat
menggangu kesehatan masyarakat. Karena air banjir membawa berbagai macam
penyakit yang sebagian besar di sebarkan oleh tikus dan nyamuk. Oleh sebab itu,
Langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan untuk penataan lingkungan
permukiman kumuh adalah:
1. Lebih mengefektifkan penertiban
administrasi kependudukan bekerja sama dengan perangkat desa yang mewilayahi
permukiman kumuh di Kota Denpasar.
2. Penataan kembali lingkungan dengan penyediaan kamar mandi dan jamban umum, program sanimas dan pengelolaan sampah swadaya di permukiman kumuh.
3. Peningkatan perilaku hidup sehat masyarakat
2. Penataan kembali lingkungan dengan penyediaan kamar mandi dan jamban umum, program sanimas dan pengelolaan sampah swadaya di permukiman kumuh.
3. Peningkatan perilaku hidup sehat masyarakat
4. Sosialisasi kebijakan pemerintah
kota terkait dengan program penataan kembali permukiman kumuh perlu lebih
digalakkan dengan melibatkan kelompok masyarakat di permukiman kumuh.
5. Perlu dilakukan studi lanjutan
untuk menggali informasi yang lebih luas terkait dengan penataan kembali
lingkungan permukiman kumuh.
E.)
Pertumbuhan Penduduk
dan Kelaparan
Kekurangan gizi dan angka kematian anak meningkat di
sejumlah kawasan yang paling buruk di Asia dan Pasifik kendati ada usaha
internasional untuk menurunkan keadaan itu, kata sebuah laporan badan kesehatan
PBB hari Senin.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa sasaran
kesehatan yang ditetapkan berdasarkan delapan Tujuan Pembangunan Milenium PBB
tahun 2000 tidak akan tercapai pada tahun 2015 berdasarkan kecnderungan
sekarang.
“Sejauh ini bukti menunjukkan bahwa kendati ada beberapa
kemajuan, di banyak negara, khususnya yang paling miskin, tetap ketinggalan
dalam kesehatan,” kata Dirjen WHO Lee Jong Wook dalam laporan itu.
Kendati tujuan pertama mengurangi kelaparan, situasinya bahkan
memburuk sementara negara-negara miskin berjuang mengatatasi masalah pasokan
pangan yang kronis, kata data laporan itu.
Antara tahun 1990 dan 2002– data yang paling akhir– jumlah orang
yang kekurangan makanan meningkat 34 juta di indonesia dan 15 juta di Surabaya
dan 47 juta orang di Asia timur, kata laporan tersebut.
Proporsi anak berusia lima tahun ke bawah yang berat badannya
terlalu ringan di Surabaya, tenggara dan timur meningkat enam sampai sembilan
persen antara tahun 1990 dan 2003, sementara hampir tidak berubah (32 persen).
Lebih dari separuh anak-anak di Asia selatan kekurangan gizi,
sementara rata-rata di negara-negara berkembang tahun 2003 tetap sepertiga.
“Meningkatnya pertambahan penduduk dan produktivitas pertanian
yang rendah merupakan alasan utama kekurangan pangan di kawasan-kawasan ini,”
kata laporan itu.
Kelaparan cenderung terpusat di daerah-daerah pedesaan di kalagan
penduduk yang tidak memilki tanah atau para petani yang memiliki kapling yang
sempit untuk memenunhi kebutuhan hidup mereka,” tambah dia.
Tidak ada satupun negara-negara miskin dapat memenuhi tantangan
mengurangi tingkat kematian anak.
Kematian bayi meningkat tajam di Surabaya antara tahun 1999 dan
2003, yang menurut data terakhir yang diperoleh, dari 90 sampai 126 anak per
1.000 kelahiran hidup. Juga terjadi peningkatan tajam dari 38 menjadi 87 per
1.000 kelahiran hidup.
“Untuk sebagian besar negara kemajuan dalam mengurangi kematian
anak juga akan berjalan lambat karena usaha-usaha mengurangi kekurangan gizi
dan mengatasi diare, radang paru-paru, penyakit yang dapat dicegah dengan
vaksin dan malaria tidak memadai,” kata laporan itu.
Berdasarkan kecenderungan sekarang, WHO memperkirakan pengurangan
dalam angka kematian dikalangan anak berusia dibawah lima tahun antara tahun
1990 dan 2015 akan menjadi sekitar seperempat, kurang dari dua pertiga dari
yang diusahakan.
Usaha untuk mengatasi kematian ibu juga sulit, kata laporan WHO
itu. Tingkat kematian ibu diperkirakan akan menurun hanya di negara-negara yang
telah memiliki tingkat kematian paling rendah sementara sejumlah negara yang
mengalami angka terburuk bahkan sebaliknya.
WHO memperkirakan 504.000 dan 528.000 kematian
dalam setahun karena komplikasi dalam kehamilan dan kelahiran terjadi di
Surabaya Tingginya laju pertumbuhan penduduk dan angka kelahiran di Indonesia
tersebut, diperparah dengan pola penyebaran penduduk yang tidak merata. “Jika
semua itu, tidak segera dikendalikan, maka hal itu akan jadi beban buat kita
semua. Karena itu, baik pria maupun wanita harus memaksimalkan program KB, untuk
mengurangi jumlah penduduk lapar tersebut, maka menurut Diouf diperlukan
peningkatan produksi dua kali lipat dari sekarang pada tahun 2050. Peningkatan
produksi ini khususnya perlu terjadi di negara berkembang, di mana terdapat
mayoritas penduduk miskin dan lapar. Jumlah penduduk dunia yang mengalami
kelaparan meningkat sekitar 50 juta jiwa selama tahun 2007 akibat dari kenaikan
harga pangan dan krisis energi.
F.)
Kemiskinan dan Keterbelakangan
Kemiskinan
adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar,
ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan
masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif,
sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang
lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll. Kemiskinan
dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
·
Gambaran kekurangan materi, yang biasanya
mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan
pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipsdfgeggahami sebagai situasi
kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
·
Gambaran tentang kebutuhan sosial,
termasuk keterkucilan sosial,
ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal
ini termasukpendidikan dan informasi.
Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup
masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
·
Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaanyang memadai.
Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
Mengukur kemiskinan
Kemiskinan
bisa dikelompokan dalam dua kategori, yaitu Kemiskinan absolut dan Kemiskinan relatif.
Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten , tidak
terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran
absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup
menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk
laki laki dewasa).
Bank Dunia
mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup dengan pendapatan dibawah USD
$1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg
batasan ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengonsumsi
kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari
$2/hari."[1] Proporsi penduduk negara berkembang yang hidup dalam
Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001.[1]
Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang hidup
dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi , nilai
dari $1 juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut.
Meskipun kemiskinan
yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang kehadiran
kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan
kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan
daerah pinggiran kota dan ghetto yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat
sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin,
dan dalam pengertian ini keseluruhan negara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk
menghindari stigma ini, negara-negara ini biasanya disebut sebagainegara
berkembang.
Penyebab kemiskinan
Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
·
penyebab individual, atau patologis,
yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan
dari si miskin;
·
penyebab keluarga, yang menghubungkan
kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
·
penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan
kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam
lingkungan sekitar;
·
penyebab agensi, yang melihat kemiskinan
sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;
·
penyebab struktural, yang memberikan
alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
Meskipun diterima luas bahwa
kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari kemalasan, namun di Amerika
Serikat (negara
terkaya per kapita di dunia) misalnya memiliki jutaan masyarakat yang
diistilahkan sebagai pekerja miskin; yaitu,
orang yang tidak sejahteraatau
rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati atas garis
kemiskinan.
Menghilangkan kemiskinan
Tanggapan utama terhadap kemiskinan
adalah:
·
Bantuan kemiskinan, atau membantu secara
langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari
masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
·
Bantuan terhadap keadaan individu.
Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin
berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian
kerja, dan lain-lain.
·
Persiapan bagi yang lemah. Daripada
memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin, banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang
dikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin miskin, seperti orang tua atau
orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti
kebutuhan akan perawatan kesehatan.
C.) PENUTUP
Ø Kesimpulan
Dapat
ditarik kesimpulan bahwa perkembangan penduduk di Indonesia dapat menyebabkan
berbagai macam masalah seperti masalah terhadap pemukiman seperti beberapa
pencemaran. Selain itu pert8umbuhan penduduk juga menentukan kualitas
pendidikan di Indonesia. Penyakit juga bisa bermunculan akibat penduduk yang
berpindah dari satu kota ke kota lain. Angka kelaparan bertambah. Meningkatnya kemiskinan
dan keterbelakangan pun ikut meningkat akibat pertambahan penduduk yang tidak
terkontrol.
Referensi :
0 comments:
Post a Comment