Assalamu`alaikum, salam sejahtera bagi
kita semua, Puji Syukur tidak lupa saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena dengan karunianya saya dapat memposting tentang Industri,
semoga postingan ini bermanfaat untuk pembaca, tidak lupa juga saya mengucapkan
terimakasih kepada blogger-blogger yang sudah membantu saya menyelesaikan
postingan ini.
Definisi Dan Pengertian Industri
Industri
adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah
jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi
adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi
juga dalam bentuk jasa.
Jenis / Macam-Macam Industri
Berdasarkan tempat bahan baku :
1.
Industri ekstraktif
Industri
ekstraktif adalah industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar.
-
Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan, pertambangan,
dan lain lain.
2.
Industri nonekstaktif
Industri
nonekstaktif adalah industri yang bahan baku didapat dari tempat lain selain
alam sekitar.
3.
Industri fasilitatif
Industri
fasilitatif adalah industri yang produk utamanya adalah berbentuk jasa yang
dijual kepada para konsumennya.
-
Contoh : Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.
Berdasarkan besar kecil modal :
1.
Industri padat modal
adalah
industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya besar untuk kegiatan
operasional maupun pembangunannya
2.
Industri padat karya
adalah
industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga kerja atau
pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya.
Berdasarkan klasifikasi atau
penjenisannya :
=
berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986 =
1.
Industri kimia dasar
contohnya
seperti industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dsb
2.
Industri mesin dan logam dasar
misalnya
seperti industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil, dll
3.
Industri kecil
Contoh
seperti industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng curah,
dll
4.
Aneka industri
misal
seperti industri pakaian, industri makanan dan minuman, dan lain-lain.
Berdasarkan jumlah tenaga kerja :
1.
Industri rumah tangga
Adalah
industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang.
2.
Industri kecil
Adalah
industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 5-19 orang.
3.
Industri sedang atau industri menengah
Adalah
industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 20-99 orang.
4.
Industri besar
Adalah
industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 100 orang atau
lebih.
Berdasakan pemilihan lokasi :
1.
Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market oriented
industry)
Adalah
industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen. Industri
jenis ini akan mendekati kantong-kantong di mana konsumen potensial berada.
Semakin dekat ke pasar akan semakin menjadi lebih baik.
2.
Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja / labor (man
power oriented industry)
Adalah
industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena bisanya
jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja / pegawai untuk lebih
efektif dan efisien.
3.
Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku (supply
oriented industry)
Adalah
jenis industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada untuk memangkas
atau memotong biaya transportasi yang besar.
Berdasarkan produktifitas
perorangan
1.
Industri primer
adalah
industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan langsung atau tanpa
diolah terlebih dahulu
Contohnya
adalah hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan
sebagainya.
2.
Industri sekunder
industri
sekunder adalah industri yang bahan mentah diolah sehingga menghasilkan
barang-barang untuk diolah kembali.
Misalnya
adalah pemintalan benang sutra, komponen elektronik, dan sebagainya.
3.
Industri tersier
Adalah
industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa.
Contoh
seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan masih banyak
lagi yang lainnya.
Nah diatas adalah sedikit
penjabaran tentang Industri, yuk simak penjabaran
masalah-masalah yang ada dan cara mengelola Industri.
Masalah Lingkungan Dalam Pembangunan Industri
Jika kita ingin menyelamatkan lingkungan
hidup, maka perlu adanya itikad yang kuat dan kesamaan persepsi dalam
pengelolaan lingkungan hidup. Pengelolaan lingkungan hidup dapatlah diartikan
sebagai usaha secara sadar untuk memelihara atau memperbaiki mutu lingkungan
agar kebutuhan dasar kita dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya.
Memang
manusia memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya, secara
hayati ataupun kultural, misalnya manusia dapat menggunakan air yang tercemar
dengan rekayasa teknologi (daur ulang) berupa salinisasi, bahkan produknya
dapat menjadi komoditas ekonomi. Tetapi untuk mendapatkan mutu lingkungan hidup
yang baik, agar dapat dimanfaatkan secara optimal maka manusia diharuskan untuk
mampu memperkecil resiko kerusakan lingkungan.
Dengan
demikian, pengelolaan lingkungan dilakukan bertujuan agar manusia tetap
“survival”. Hakekatnya manusia telah “survival” sejak awal peradaban hingga
kini, tetapi peralihan dan revolusi besar yang melanda umat manusia akibat
kemajuan pembangunan, teknologi, iptek, dan industri, serta revolusi
sibernitika, menghantarkan manusia untuk tetap mampu menggoreskan sejarah
kehidupan, akibat relasi kemajuan yang bersinggungan dengan lingkungan
hidupnya. Karena jika tidak mampu menghadapi berbagai tantangan yang muncul
dari permasalahan lingkungan, maka kemajuan yang telah dicapai terutama berkat
ke-magnitude-an teknologi akan mengancam kelangsungan hidup manusia.
Dampak
Industri dan Teknologi terhadap Lingkungan
Pentingnya inovasi dalam proses
pembangunan ekonomi di suatu negara, dalam hal ini, pesatnya hasil penemuan
baru dapat dijadikan sebagai ukuran kemajuan pembangunan ekonomi suatu bangsa.
Dari
berbagai tantangan yang dihadapi dari perjalanan sejarah umat manusia, kiranya
dapat ditarik selalu benang merah yang dapat digunakan sebagai pegangan mengapa
manusia “survival” yaitu oleh karena teknologi.
Teknologi memberikan kemajuan bagi
industri baja, industri kapal laut, kereta api, industri mobil, yang memperkaya
peradaban manusia. Teknologi juga mampu menghasilkan sulfur dioksida, karbon
dioksida, CFC, dan gas-gas buangan lain yang mengancam kelangsungan hidup
manusia akibat memanasnya bumi akibat efek “rumah kaca”.
Teknologi yang diandalkan sebagai
instrumen utama dalam “revolusi hijau” mampu meningkatkan hasil pertanian,
karena adanya bibit unggul, bermacam jenis pupuk yang bersifat suplemen,
pestisida dan insektisida. Dibalik itu, teknologi yang sama juga menghasilkan
berbagai jenis racun yang berbahaya bagi manusia dan lingkungannya, bahkan
akibat rutinnya digunakan berbagi jenis pestisida ataupun insektisida mampu
memperkuat daya tahan hama tanaman misalnya wereng dan kutu loncat.
Teknologi juga memberi rasa aman dan
kenyamanan bagi manusia akibat mampu menyediakan berbagai kebutuhan seperti
tabung gas kebakaran, alat-alat pendingin (lemari es dan AC), berbagai jenis
aroma parfum dalam kemasan yang menawan, atau obat anti nyamuk yang praktis
untuk disemprotkan, dan sebagainya. Serangkai dengan proses tersebut, ternyata
CFC (chlorofluorocarbon) dan tetra fluoro ethylene polymer yang digunakan
justru memiliki kontribusi bagi menipisnya lapisan ozon di stratosfer.
Teknologi memungkinkan negara-negara
tropis (terutama negara berkembang) untuk memanfaatkan kekayaan hutan alamnya
dalam rangka meningkatkan sumber devisa negara dan berbagai pembiayaan
pembangunan, tetapi akibat yang ditimbulkannya merusak hutan tropis sekaligus
berbagai jenis tanaman berkhasiat obat dan beragam jenis fauna yang langka.
Bahkan
akibat kemajuan teknologi, era sibernitika yang mengglobal dapat dikonsumsi
oleh negara-negara miskin sekalipun karena kemampuan komputer sebagai instrumen
informasi yang tidak memiliki batas ruang. Dalam hal ini, jaringan Internet
yang dapat diakses dengan biaya yang tidak mahal menghilangkan titik-titik
pemisah yang diakibatkan oleh jarak yang saling berjauhan. Kemajuan teknologi
sibernitika ini meyakini para ekonom bahwa kemajuan yang telah dicapai oleh
negara maju akan dapat disusul oleh negara-negara berkembang, terutama oleh
menyatunya negara maju dengan negara berkembang dalam blok perdagangan.
Sebagian
aktivitas manusia selalu mempengaruhi perubahan lingkungan. Pembangunan
industry merupakan salah satu aktivitas manusia yang berperan besar bagi
perubahan lingkungan. idustri sendiri adalah pengelolaan bahan baku
menjadibahan jadi atau setengan jadi. Dan dalam pelaksanaannya mulai dari bahan
baku, proses pengolahan maupun hasil akhir yang berupa hasil produksi dan hasil
buangannya (sampah) banyak di antaranya terdiri dari bahan-bahan yang dapat
mencemari lingkungan seperti bahan logam, bahan organis, bahan korosif,
bahan-bahan gas dan lain-lain bahan yang berbahaya baik untuk pekerja maupun
masyarakat di sekitar proyek.
Berikut
ada beberapa dampak positif dan negative dari pembangunan industridi berbagai
aspek:
a. Dampak positif
1. Menambah penghasilan penduduk.
2. Menghasilkan aneka barang.
3. Memperluas lapangan pekerjaan.
4. Mengurangi ketergantungan dengan negara
lain.
5. Memperbesar kegunaan bahan mentah.
6. Bertambahnya devisa negara. Dan di
bawah ini beberapa dampak negatif dari
b. Dampak negatif
1. pembangunan industry.
2. Terjadinya arus urbanisasi.
3. Terjadinya pencemaran lingkungan.
4. Adanya sifat konsumerisme.
5. Lahan pertanian semakin kurang.
6. Cara hidup masyarakat berubah.
7. Limbah industri menyebabkan polusi
tanah.
8. Terjadinya peralihan mata pencaharian.
Dari
aspek lingkungan Perubahan yang terjadi akibat pembangunan industry kebanyakan
bukan membuat lingkungan menjadi baik melainkan memperburuk keadaan lingkungan
di sekitar pembangunan industry.
Permasalahan
lingkungan yang terjadi dalam pembangunan industry biasanya karena limbah yang
di hasilkan oleh perindustrian serta lahan yang di pakai sebagai tempat
perindustrian yang menyebabkan berkurangnya flora dan fauna.
Maka
dari itu perlu adanya perencanaan yang matang pada setiap pembanguan industri
agar dapat di perhitungkan sebelumya segala pengaruh aktifitas pembangunan
industri tersebut terhadap ligkungan yang lebih luas. Selain itu perlunya
perinsip yang perlu diperhatikan dalam pembangunan proyek industri terhadap
lingkungan. yaitu sebagai berikut:
1. Evaluasi pengaruh sosial ekonomi dan
ekologi baik secara umum maupun khusus.
2. Penelitian dan pengawasan lingkungan baik
untuk jangkapendek maupun jangka panjang. Dari sini akan didapatkan informasi
mengenai jenis perindustrian yang cocok dan menguntungkan.
3. Survey mengenai pengaruh-pengaruh yang
mungkin timbul pada lingkungan.
4. Berdasarkan petunjuk-petunjuk ekologi dibuat
formulasi mengenai kriteria analisa biaya, keuntungan proyek, rancangan bentuk
proyek dan pengelolaan proyek.
5. Bila penduduk setempat terpaksa mendapat
pengaruh negatif dari pembangunan proyek industri ini, maka buatlah pembangunan
alternatif atau dicarikan jalan untuk kompensasi kerugian sepenuhnya.
Keracunan Bahan Logam/Metaloid Pada
Industrialisasi
Manusia
bukan hanya menderita sakit karena menghirup udara yang tercemar, tetapi juga
akibat mengasup makanan yang tercemar logam berat. Sumbernya sayur-sayuran dan
buah-buahan yang ditanam di lingkungan yang tercemar atau daging dari ternak
yang makan rumput yang sudah mengandung logam berat yang sangat berbahaya bagi
kesehatan manusia.
Akhir-akhir
ini kasus keracunan logam berat yang berasal dari bahan pangan semakin
meningkat jumlahnya. Pencemaran logam berat terhadap alam lingkungan merupakan
suatu proses yang erat hubungannya dengan penggunaan bahan tersebut oleh
manusia.
Pencemaran
lingkungan oleh logam berat dapat terjadi jika industri yang menggunakan logam
tersebut tidak memperhatikan keselamatan lingkungan, terutama saat membuang
limbahnya. Logam-logam tertentu dalam konsentrasi tinggi akan sangat berbahaya
bila ditemukan di dalam lingkungan (air, tanah, dan udara).
Sumber
utama kontaminan logam berat sesungguhnya berasal dari udara dan air yang
mencemari tanah. Selanjutnya semua tanaman yang tumbuh di atas tanah yang telah
tercemar akan mengakumulasikan logam-logam tersebut pada semua bagian (akar,
batang, daun dan buah).
Ternak
akan memanen logam-logam berat yang ada pada tanaman dan menumpuknya pada
bagian-bagian dagingnya. Selanjutnya manusia yang termasuk ke dalam kelompok
omnivora (pemakan segalanya), akan tercemar logam tersebut dari empat sumber
utama, yaitu udara yang dihirup saat bernapas, air minum, tanaman (sayuran dan
buah-buahan), serta ternak (berupa daging, telur, dan susu).
Sesungguhnya,
istilah logam berat hanya ditujukan kepada logam yang mempunyai berat jenis
lebih besar dari 5 g/cm3. Namun, pada kenyataannya, unsur-unsur metaloid yang
mempunyai sifat berbahaya juga dimasukkan ke dalam kelompok tersebut. Dengan
demikian, yang termasuk ke dalam kriteria logam berat saat ini mencapai lebih
kurang 40 jenis unsur. Beberapa contoh logam berat yang beracun bagi manusia
adalah: arsen (As), kadmium (Cd), tembaga (Cu), timbal (Pb), merkuri (Hg),
nikel (Ni), dan seng (Zn).
Merkuri
Merkuri
(Hg) atau air raksa adalah logam yang ada secara alami, merupakan satu-satunya
logam yang pada suhu kamar berwujud cair. Logam murninya berwarna keperakan,
cairan tak berbau, dan mengkilap. Bila dipanaskan sampai suhu 3570C, Hg akan
menguap. Selain untuk kegiatan penambangan emas, logam Hg juga digunakan dalam
produksi gas klor dan soda kaustik, termometer, bahan tambal gigi, dan baterai.
Walaupun
Hg hanya terdapat dalam konsentrasi 0,08 mg/kg kerak bumi, logam ini banyak
tertimbun di daerah penambangan. Hg lebih banyak digunakan dalam bentuk logam
murni dan organik daripada bentuk anorganik. Logam Hg dapat berada pada
berbagai senyawa. Bila bergabung dengan klor, belerang, atau oksigen, Hg akan
membentuk garam yang biasanya berwujud padatan putih. Garam Hg sering digunakan
dalam krim pemutih dan krim antiseptik.
Timbal
Logam
timbal (Pb) merupakan logam yang sangat populer dan banyak dikenal oleh
masyarakat awam. Hal ini disebabkan oleh banyaknya Pb yang digunakan di
industri nonpangan dan paling banyak menimbulkan keracunan pada makhluk hidup.
Pb adalah sejenis logam yang lunak dan berwarna cokelat kehitaman, serta mudah
dimurnikan dari pertambangan.
Timah hitam
Keracunan
timah hitam (plumbisme) biasanya merupakan suatu keadaan kronis (menahun) dan
kadang gejalanya kambuh secara periodik.
Kerusakan yang terjadi bisa bersifat permanen (misalnya gangguan
kecerdasan pada anak-anak dan penyakit ginjal. Progresif pada
dewasa).
Arsen
Arsen,
arsenik, atau arsenikum adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol As dan nomor atom 33. Ini adalah bahan metaloid yang terkenal beracun
dan memiliki tiga bentuk alotropik; kuning, hitam, dan abu-abu. Arsenik dan
senyawa arsenik digunakan sebagai pestisida, herbisida, insektisida, dan dalam
berbagai aloy.
Berikut
ini adalah beberapa gejala yang akan ditimbulkan jika anda keracunan arsenik,
yaitu sebagai berikut:
1. Kerontokan rambut: merupakan tanda
keracunan kronis logam berat, termasuk arsen
2. Bau napas seperti bawang putih:
merupakan bau khas arsen
3. Gejala gastrointestinal berupa
diare: akibat racun logam berat termasuk
arsen
4. Muntah:
akibat iritasi lambung, diantaranya pada keracunan arsen.
5. Skin speckling: gambaran kulit seperti tetes
hujan pada jalan berdebu, disebabkan oleh Keracunan kronis arsen
6. Kolik abdomen: akibat keracunan kronis
7. Kelainan kuku: garis Mees (garis putih
melintang pada nail bed)dan kuk yang
rapuh.
8. Kelumpuhan (umum maupun parsial):
akibat keracunan logam berat
Fosfor
Ada
banyak sekali macam-macam fosfor namun yang sangat beracun adalah dosfor jenis
fosfor putih, dan fosfor ini banyak dipergunakan sebagai bahan pembuatan racun
tikus, racun serangga, pembuatan pupuk, pembuatan mercon dan kembang api.
Akibat
dari keracunan fosfor adalah sangat kompleks bisa menimbulkan kerusakan pada
hati, ginjal, tulang, saluran pencernaan, pendarahan-pendarahan dan bila
terhirup ke paru-paru bisa menimbulkan oedema dan keruakan paru.
Demikianlah
beberapa bahan kimia berbahaya yang
dapat saya jelaskan, pesan dari saya jika anda memiliki pekerjaan yang berkutat
dengan bahan-bahan kimia diharapkan waspada dan berhati-hati dalam mnjalankan
pekerjaan anda.
Keracunan Bahan Organis Pada Industrialisasi
Pencemaran
terjadi akibat bahan beracun dan berbahaya dalam limbah lepas masuk lingkungan
hingga terjadi perubahan kualitas lingkungan, Sumber bahan beracun dan
berbahaya dapat diklasifikasikan:
1.
industri kimia organik maupun anorganik
2.
penggunaan bahan beracun dan berbahaya sebagai bahan baku atau bahan penolong
3.
peristiwa kimia-fisika, biologi dalam pabrik.
Lingkungan
sebagai badan penerima akan menyerap bahan tersebut sesuai dengan kemampuan.
Sebagai badan penerima adalah udara, permukaan tanah, air sungai, danau dan
lautan yang masingmasing mempunyai karakteristik berbeda.
Air
di suatu waktu dan tempat tertentu berbeda karakteristiknya dengan air pada
tempat yang sama dengan waktu yang berbeda,Air berbeda karakteristiknya akibat
peristiwa alami serta pengaruh faktor lain.
Kemampuan
lingkungan untuk memulihkan diri sendiri karena interaksi pengaruh luar disebut
daya dukung lingkungan. Daya dukung lingkungan antara tempat satu dengan tempat
yang lain berbeda, Komponen lingkungan dan faktor yang mempengaruhinya turut
menetapkan nilai daya dukung.
Bahan
pencemar yang masuk ke dalam lingkungan akan bereaksi dengan satu atau lebih
komponen lingkungan. Perubahan komponen lingkungan secara fisika, kimia dan
biologis sebagai akibat dari bahan pencemar, membawa perubahan nilai lingkungan
yangdisebut perobahan kualitas.
Limbah
yang mengandung bahan pencemar akan merubah kualitas lingkungan bila lingkungan
tersebut tidak mampu memulihkan kondisinya sesuai dengan daya dukung yang ada
padanya, Oleh karena itu penting diketahui sifat limbah dan komponen bahan
pencemar yang terkandung.
Pada
beberapa daerah di Indonesia sudah ditetapkan nilai kualitas limbah air dan
udara. Namun baru sebagian kecil. Sedangkan kualitas lingkungan belum
ditetapkan. Perlunya penetapan kualitas lingkungan mengingat program
industrialisasi sebagai salah satu sektor yang memerankan andil besar terhadap
perekonomlan dan kemakmuran bagi suatu bangsa.
Penggunaan
air yang berlebihan, sistem pembuangan yang belum memenuhi syarat, karyawan
yang tidak terampil, adalah faktor yang harus dipertimbangkan dalam
mengidentifikasikan sumber pencemar.
Produk
akhir, seperti pembungkusan, pengamanan tabung dan kotak, sistem pengangkutan,
penyimpanan, pemakaian dengan aturan dan persyaratan yang tidak memenuhi
ketentuan merupakan sumber pencemar juga.
Perlindungan Masyarakat Sekitar Perusahaan Industri
Masyarakat
sekitar suatu perusahaan industri harus dilindungi dari pengaruh-pengaruh buruk
yang mungkin ditimbulkan oleh industrialisasi dari kemungkinan pengotoran
udara, air, makanan, tempat sekitar dan lain sebagainya yang mungkin dapat
tercemari oleh limbah perusahaan industri.
Semua
perusahaan industri harus memperhatikan kemungkinan adanya pencemaran
lingkungan dimana segala macam hasil buangan sebelum dibuang harus betul-betul
bebas dari bahan yang bisa meracuni.
Untuk
maksud tersebut, sebelum bahan-bahan tadi keluar dari suatu industri harus
diolah dahulu melalui proses pengolahan. Cara pengolahan ini tergantung dari
bahan apa yang dikeluarkan. Bila gas atau uap beracun bisa dengan cara
pembakaran atau dengan cara pencucian melalui peroses kimia sehingga uadara/uap
yang keluar bebas dari bahan-bahan yang berbahaya. Untuk udara atau air buangan
yang mengandung partikel/bahan-bahan beracun, bisa dengan cara pengendapan,
penyaringan atau secara reaksi kimia sehingga bahan yang keluar tersebut
menjadi bebas dari bahan-bahan yang berbahaya.
Pemilihan
cara ini pada umunya didasarkan atas faktor-faktor
a) Bahaya tidaknya bahan-bahan buangan tersebut
b) Besarnya biaya agar secara ekonomi tidak
merugikan
c) Derajat efektifnya cara yang dipakai
d) Kondisi lingkungan setempat
Selain
oleh bahan bahan buangan, masyarakat juga harus terlindungi dari bahaya-bahaya
oleh karena produk-produknya sendiri dari suatu industri. Dalam hal ini pihak
konsumen harus terhindar dari kemungkinan keracunan atau terkenanya penyakit
dari hasil-hasil produksi. Karena itu sebelum dikeluarkan dari perusahaan
produk-produk ini perlu pengujian telebih dahulu secara seksama dan teliti
apakah tidak akan merugikan masyarakat.
Perlindungan
masyarakat dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk-produk
industi adalah tugas wewenang Departeman Perindustrian, PUTL, Kesehatan dan
lain-lain. Dalam hal ini Lembaga Konsumen Nasional akan sangat membantu
masyarakat dari bahaya-bahaya ketidakbaikan hasil-hasil produk khususnya bagi
para konsumen umumnya bagi kepentingan masyarakat secara luas.
Berdasarkan
data dari Biro Pelatihan Tenaga Kerja, penyebab kecelakaan yang pernah terjadi
sampai saat ini adalah diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman sebagai
berikut,
• sembrono dan tidak hati-hati
• tidak mematuhi peraturan
• tidak mengikuti standar prosedur
kerja.
• tidak memakai alat pelindung diri
• kondisi badan yang lemah
Persentase
penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan sebab yang
tidak
bisa dihindarkan (seperti bencana alam), selain itu 24% dikarenakan
lingkungan
atau peralatan yang tidak memenuhi syarat dan 73% dikarenakan
perilaku
yang tidak aman. Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan
kerja
adalah dengan menghindari terjadinya lima perilaku tidak aman yang telah
disebutkan
di atas.
Sebab-Sebab
terjadinya Kecelakaan
Ada
dua sebab utama terjadinya suatu kecelakaan.
1. tindakan yang tidak aman
1. kondisi kerja yang tidak aman Suatu
Orang
yang mendapat kecelakaan luka-luka sering kali disebabkan oleh orang lain atau
karena tindakannya sendiri yang tidak menunjang keamanan kecelakaan sering
terjadi yang diakibatkan oleh lebih dari satu sebab. Kecelakaan dapat dicegah
dengan menghilangkan hal – hal yang menyebabkan kecelakan
Beberapa
contoh tindakan yang tidak aman:
a) Memakai peralatan tanpa menerima pelatihan
yang tepat
b) Memakai alat atau peralatan dengan cara
yang salah
c) Tanpa memakai perlengkapan alat pelindung,
seperti kacamata pengaman, sarung tangan atau pelindung kepala
d)
Bersendang gurau, tidak konsentrasi, bermain-main dengan teman sekerja atau
alat perlengkapan lainnya.
e)
Sikap tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan dan membawa barang berbahaya di
tenpat kerja
f)
Membuat gangguan atau mencegah orang lain dari pekerjaannya atau mengizinkan
orang lain mengambil alih pekerjaannya, padahal orang tersebut belum mengetahui
pekerjaan tersebut.
Analisa Dampak Lingkungan Perushaan Industri
Analisa
dampak lingkungan atau yang biasa disingkat AMDAL adalah salah satu studi yang
mengidentifikasi, mempredikasi, menginterpretasi dan mengkomunikasi pengaruh
dari suatu kegiatan manusia, khususnya suatu proyek pembangunan fisik, terhadap
lingkungan. Tujuan dilaksanakan AMDAL adalah untuk memperkecil pengaruh negatif
atau pengaruh positif dari kegiatan manusia terhadap lingkungan .
Dalam
pelaksanaannya sebaiknya digunakan metodologi AMDAL yang tepat. Pendekatan yang
terlalu sulit atau terlalu sederhana sebaiknya dihindarkan.
Faktor
waktu dalam AMDAL
Waktu
yang diperlukan untuk penyusunan AMDAL sangat berbeda, untuk proyek yang
penting sering kali diperlukan data sekitar 2 – 3 tahun. Sedangkan untuk
penyusunan laporan biasanya memakan waktu tergantung pada besar kecilnya
proyek, dapat 18 – 24 bulan, tetapi dapat juga pendek 3 – 6 bulan atau sangat
panjang lebih dari 2 tahun.
Prosedur
administratif AMDAL
Kerangka
administratif pelaksanaan AMDAL yang akan dijelaskan adalah kerangka umum yang
dapat dikembangkan dan diterapkan menurut spesifikasi tata pengaturan setiap
Negara. Prosedur tersebut dapat digunakan dalam bentuk yang paling sederhana
tetapi juga dapat dikembangkan lebih luas.
Pelaku
dalam kegiatan AMDAL
Para
pelaku yang berperan dalam kegiatan AMDAL, yang terdiri dari pengambil
keputusan, penilai, pelaksana proyek, penelaan, instansi – instansi pemerintah
yang berkepentingan terhadap proyek, tim penasehat ahli, masyarakat dan badan –
badan internasional. Pembangunan Industri, Pertumbuhan Ekonomi dan Lingkungan
Hidup.
Pembangunan, Pertumbuhan, dan Lingkungan Hidup
Kawasan di sepanjang Jalan Raya Bogor
meliputi ; Kecamatan Pasar Rebo, Kecamatan Cimanggis, dan Kecamatan Sukma Jaya
merupakan wilayah lokasi industri yang tumbuh dan berkembang secara alamiah
(artinya pada awalnya tidak ada campur tangan pemerintah) dan merupakan
limpahan dari ketidak – siapan infrastruktur pada kawasan industri Pulogadung.
Pesatnya pembangunan industri di daerah sepanjang Jalan Raya Bogor akhirnya
mendapat perhatian khusus dari pemerintah dalam hal ini kantor Menteri Negara
Lingkungan Hidup dan Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Penataan ruang di koridor Jalan Raya Bogor tersebut hingga tahun 2005 (pada
wilayah penelitian) diperuntukkan sebagai kawasan industri yang tidak mencemari
lingkungan hidup. Lingkungan industri di koridor Jalan Raya Bogor dibatasi
salah satunya oleh tenaga kerja industri. Keberadaan tenaga kerja pada industri
menentukan pola persebaran ke ruangan (spasial), yang tercermin pada
pengelompokkan industrinya. Tipologi lingkungan industri skala sedang adalah
pengelompokkan lingkungan industri berdasarkan tenaga kerja dalam industri yang
jumlahnya antara 20-300 orang. Tipologi industri ini yang jumlahnya 100 atau
56,5 % dari total industri yang ada dan tersebar di sepanjang koridor Jalan
Raya Bogor (Kecamatan Ciracas, Pasar Rebo, Cimanggis dan Sukma Jaya).
Tujuan dari penelitian ini yaitu :
1.
Untuk mengetahui pola keruangan
(spasial) persebaran industri sedang ;
2.
Untuk mengetahui tenaga kerja industri
sedang pada masyarakat menetap ; dan
3.
Untuk mengetahui hubungan industri
sedang dengan lingkungan sosial – ekonomi masyarakat pekerja industri yang
menetap di wilayah penelitian.
Adapun hipotesis kerja penelitian, adalah :
§
Pola persebaran industri sedang
mengikuti pola tata ruang ;
§
Terdapat hubungan antara industri sedang
dengan lingkungan sosial – ekonomi masyarakat pekerja industri yang menetap di
sepanjang Jalan Raya Bogor.
Pada penelitian ini dilakukan
penghitungan skala T (Indeks Tetangga Terdekat), presentasi penyerapan tenaga
kerja lokal untuk industri, dan derajat kekuatan hubungan antara variabel bebas
(lingkungan sosial masyarakat pekerja pabrik) dan variabel terikat (Industri
Sedang). Pengujian dilakukan dengan metode statistik koefisien korelasi
kontigensi menggunakan software SPSS versi +98 for windows, yang dilanjutkan
dengan pembobotan skoring dari masing – masing variabel lingkungan sosial
(tingkat pendidikan, pendapatan / salary dan kualitas permukiman) terhadap
industri sedangnya. Hasil pengujian hipotesis menyimpulkan hal – hal sebagai
berikut :
1. Lokasi industri skala sedang di wilayah penelitian,
terdapat di wilayah Kelurahan Susukan, Ciracas, Pekayon, Tugu, Mekar Sari,
Cisalak Pasar, Curug, Sukamaju Baru, Jatijajar, Cilangkap, Cisalak, dan
Sukamaju dengan pola ke ruangan / spasial persebaran industrinya di sepanjang
Jalan Raya Bogor mengikuti pola penataan ruang yang ditetapkan oleh Pemerintah
Daerah Kodya Jakarta Timur dan Kota Depok. Berdasarkan hasil perhitungan
Analisis Tetangga Terdekat (Nearness Neighborhood Analysis), adalah sebagai
berikut :
a) Pola keruangan persebaran
industrinya yang mengelompok (Cluster Pattern) dengan nilai indeks skala T (0 –
0,7), terdapat di wilayah Kelurahan Cisalak Pasar, Cilangkap, dan Cisalak;
b) Pola keruangan persebaran
industrinya yang tidak merata / acak (Random Pattern) dengan nilai indeks skala
T (0,7 – 1,4), terdapat di wilayah Kelurahan Tugu, Mekar Sari, Sukamaju Baru,
dan Jatijajar;
c) Pola keruangan persebaran
industrinya yang merata (Dispersed Pattern / Uniform) dengan nilai indeks skala
T (1,4 – 2,1491), terdapat di wilayah Kelurahan Susukan, Ciracas, Pekayon,
Curug dan Sukamaju.
2. Tenaga kerja lokal yang terserap pada kegiatan
industri berdasarkan pada tingkat pendidikan, adalah sebagai berikut : Tingkat
Pendidikan Menengah (SLTP / Sederajat dan SMU / Sederajat) 62,04%, Tingkat
Pendidikan Rendah (SD / Sederajat) dan tinggi (D3 dan S1), Tingkat Pendidikan
Sangat Rendah atau tidak sekolah mempunyai jumlah yang relatif sedikit 2,81%
dari jumlah total respoden pekerja industri.
3. Hubungan antara industri sedang dengan lingkungan
sosial – ekonomi masyarakat pekerja industrinya yang menetap di wilayah
penelitian, di rinci berdasarkan variabel tingkat pendidikan, pendapatan
(salary) dan kualitas permukiman, dengan kondisi :
a) Wilayah Kelurahan Susukan, Tugu,
Mekar Sari, Cisalak Pasar, Jatijajar, Cilangkap, dan Cisalak mempunyai nilai
total skoring pembobotan lebih dari sama dengan 7, yang berarti bahwa pada
wilayah kelurahan tersebut terdapat hubungan variabel yang kuat dan positif
antara tipologi lingkungan industri dengan tipologi lingkungan sosial
masyarakat pekerja industrinya ;
b) Pada wilayah kelurahan lainnya,
seperti Ciracas, Pekayon, Curug, Sukamaju Baru, dan Sukamaju memiliki nilai
total skoring pembobotan kurang dari 7, yang berarti bahwa wilayah kelurahan
tersebut terdapat hubungan yang agak kuat dan positif antara tipologi
lingkungan industri dengan lingkungan sosial masyarakat pekerja industrinya.
Referensi :
0 comments:
Post a Comment