Makalah
Asas-Asas Pengetahuan Lingkungan
Disusun
Oleh
Nama : Deffan Aditya Hermanto
Kelas : 2IB01
NPM : 12414639
Mahasiswa
Teknik Elektro Universitas Gunadarma
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelum
kita membahas tentang Asas-Asas Pengetahuan Lingkungan, maka penulis akan
memaparkan pengertian tentang ilmu. Ada orang yang menamakannya ilmu, ada yang
menamainya ilmu pengetahuan, dan pula ada yang menyebutnya sains. Keberagaman
istilah tersebut adalah suatu usaha untuk melahirkan padanan (meng-Indonesiakan)
kata science yang asalnya dari bahasa Inggris. Pengertian yang terkandung
dibalik kata-kata yang berbeda tersebut ternyata juga tidak kalah serba
ragamnya. Keserbaragamannya bahkan kadang-kadang seolah-olah mengingkari citra
ilmu pengetahuan itu sendiri yang pada dasarnya bertujuan untuk merumuskan
sesuatu dengan tepat, tunggal dan tidak bias.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga ilmu artinya adalah pengetahuan atau
kepandaian. Dari penjelasan dan beberapa contohnya, maka yang dimaksud
pengetahuan atau kepandaian tersebut tidak saja berkenaan dengan masalah
keadaan alam, tapi juga termasuk “kebatinan” dan persoalan-persoalan lainnya.
Sebagaimana yang sudah kita kenal mengenai beberapa macam nama ilmu, maka
tampak dengan jelas bahwa cakupan ilmu sangatlah luas, misalnya ilmu ukur, ilmu
bumi, ilmu dagang, ilmu hitung, ilmu silat, ilmu tauhid, ilmu mantek, ilmu
batin (kebatinan), ilmu hitam, dan sebagainya (Anonim, 2001).
Kata
ilmu sudah digunakan masyarakat sejak ratusan tahun yang lalu. Di Indonesia,
bahkan sebelum ada kata ilmu sudah dikenal kata-kata lain yang maksudnya sama,
misalnya kepandaian, kecakapan, pengetahuan, ajaran, kawruh, pangrawuh,
kawikihan, jnana, widya, parujnana, dan lain-lain. Sejak lebih dari seribu
tahun yang lampau nenek moyang bangsa kita telah menghasilkan banyak macam
ilmu, contohnya kalpasastra (ilmu farmasi), supakasastra (ilmu tataboga),
jyotisa (ilmu perbintangan), wedastra (ilmu olah senjata), yudanegara atau niti
(ilmu politik), wagmika (ilmu pidato), sandisutra (sexiology), dharmawidi (ilmu
keadilan), dan masih banyak lagi yang lainnya (Mulyo, 2011).
Ilmu (atau ilmu
pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian
ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan sekedar
pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang
disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang
diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu
terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang
dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi (Peursen, 2008).
Contoh:
Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal
yang bahani (materiil saja) atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku
manusia jika membatasi lingkup pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku
manusia yang kongkrit. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab
pertanyaan tentang berapa jauhnya matahari dari bumi, atau ilmu psikologi
menjawab apakah seorang pemudi sesuai untuk menjadi perawat (Peursen, 2008)
Berbeda
dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang
mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu
dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak
terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu (Peursen,
2008).
1) Objektif.
Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang
sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya
dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya.
Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara
tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif
berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
2) Metodis
adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya
penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus
terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari
kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti
metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3) Sistematis.
Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus
terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk
suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, mampu menjelaskan
rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara
sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4) Universal.
Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum
(tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya
universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial
menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan
ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk
mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks
dan tertentu pula.
B. Tujuan
Tujuan
penulisan makalah ini yaitu untuk :
1. Melengkapi
tugas Pengantar Lingkungan.
2. Menambah
wawasan bagi penulis maupun pembaca tentang asas-asas pengetahuan lingkungan.
C. Ruang Lingkup
Adapun
beberapa point yang akan saya sajikan dalam makalah tentang “Asas-Asas
Pengetahuan Lingkungan” ini, yaitu :
A. Pengertian
Ekologi dan Ilmu Lingkungan secara umum
B. Pengertian
Ekologi dan Ilmu Lingkungan menurut para ahli
C. Perbedaan
Ekologi dan Ilmu Lingkugan
D. Asas-Asas
Pengetahuan Lingkungan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekologi dan Ilmu
Lingkungan secara umum
Ekologi
adalah ilmu yang mempelajari hubungan
timbal balik antara organisme-organisme hidup dengan lingkungannya. Berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”)
dan logos (“ilmu”). Sangat diperhatikan dengan hubungan energi dan
menemukannya kembali kepada matahari kita yang merupakan sumber energi yang
digunakan dalam fotosintesis
Habitat (berasal dari
kata dalam bahasa Latin yang berarti menempati) adalah tempat suatu spesies
tinggal dan berkembang. Pada dasarnya, habitat adalah
lingkungan paling tidak lingkungan fisiknya di sekeliling populasi suatu
spesies yang mempengaruhi dan dimanfaatkan oleh spesies tersebut. Menurut
Clements dan Shelford (1939), habitat adalah lingkungan fisik yang ada di
sekitar suatu spesies, atau populasi spesies, atau kelompok spesies, atau
komunitas. Dalam ilmu ekologi, bila pada suatu tempat yang sama hidup berbagai
kelompok spesies (mereka berbagi habitat yang sama) maka habitat tersebut
disebut sebagai biotop. Bioma adalah sekelompok tumbuhan dan hewan yang tinggal
di suatu habitat pada suatu lokasi geografis tertentu.
Pembagian Ekologi Menurut Habitatnya :
·
Ekologi
perairan tawar
Hanya 3% air di permukaan bumi ini adalah air tawar.
Sebagian besar dapat membeku dalam glasier dan es atau terbenam dalam akuifer.
Sisanya terdapat dalam danau, kolam, sungai, dan aliran.
Perairan tawar kebanyakan berupa perairan pedalaman.
Susunan dan kadar garam terlarutnya relative rendah atau dapat diabaikan. Ekosistem perairan tawar dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu air tawar mengalir (lotik) dan air tawar diam (lentik).
Air tawar mengalir terdiri dari air bergerak yang mengalir terus-menerus ke
arah tertentu, termasuk semua sungai dan aliran dengan segala ukuran. Sedangkan
perairan tawar lentik terdiri dari air tergenang, seperti danau, kolam, dan
rawa.
o
Perairan Lotik
Perairan mengalir mempunyai corak tertentu yang
secara jelas membedakannya dengan perairan tergenang. Sejumlah tumbuhan terdapat
terbatas pada air yang mengalir. Tumbuhan tersebut mencakup spesies ganggang
merah dan paku air. Ada juga tumbuhan bunga yang khas pada air mengalir, yang
secara teratur berkembang biak dengan biji. Hewan air mengalir mencakup siput
air tawar, hydroid, lintah, dan larva lalat hitam.
Beberapa
corak penting pada habitat air mengalir atau tepian air, dapat dijelaskan dalam
suatu perbandingan dengan keadaan air tergenang.
1. Pada
air mengalir, alirannya sering bergolak-galik, tetapi dalam air tergenag alirannya,
kalau ada, sangat lamban.
2. Dalam
air mengalir pelapisan sangat jarang terjadi.
3. Hubungan
antara kepekatan air dan suhu tak bersangkut paut karena arus yang bergolak.
4. Pada
air mengalir jarang terjadi deoksigenasi. Tetapi pada air tergenang adalah lazim
terjadi.
5. Penumpukan
gas seperti karbondioksida dan hidrogensulfida pada air mengalir sangat kecil
atau minimum.
6. Tumbuhan
mengakar tak banyak ditemukan di dalam air mengalir karena terganggu oleh
penghanyutan.
7. Plankton
tak dapat berkembang subur dalam air mengalir. Plankton yang lazim ditemukan
adalah diatom dan rotifer.
o
Perairan lentik
Tubuh air tawar tergenang yang besar tidak
terpengaruh oleh perubahan besar dalam suhu. Air tawar tergenang terdiri dari tiga jenis berdasarkan keadaan
haranya, yaitu Oligotrofik, yang miskin hara dan humus; Distrofik, yang miskin hara tetapi kaya
humus; dan Eutrofik, yang airnya kaya hara dan humus.
Komponen
biotik dalam ekosistem perairan tawar
Tumbuhan
air tawar dapat dibagi menjadi empat, yaitu :
1) Jenis
tumbuhan merapung. Mencakup ganggung apung renik Lemna, Wolfia, Salvinia,
tumbuhan selada air, dan eceng gondok.
2) Jenis
daun merapung. Tumbuhan ini berakar tetapi tangkai daunnya memanjang sampai ke
permukaan air. Contohnya seperti teratai.
3) Jenis
timbul. Tumbuhan ini berakar, sebagian batang mencuat ke atas air. Misalnya,
Thypa dan Phragmites.
4) Jenis
terendam. Jenis ini merupakan yang paling khas, seperti Cerathopyllum demersum,
Myriophyllum, maupun spesies Chara.
·
Ekologi
laut
Ekologi
laut merupakan ilmu yang mempelajari tentang Ekosistem air laut.
Berikut penjelasan tentang ekologi laut.
Laut
Habitat air laut (oceanic) ditandai oleh salinitas
yang tinggi dengan ion Cl- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena
suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C.
Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang
panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah
termocline.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air
dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton
serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun
ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang
berlangsung baik. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan
wilayah permukaannya secara horizontal.
I.
Menurut kedalamannya, ekosistem air laut
dibagi sebagai berikut.
§ Litoral
merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
§ Neretik
merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai bagian dasar
dalamnya ± 300 meter.
§ Batial
merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m
§ Abisal
merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (1.500-10.000 m).
II.
Menurut wilayah permukaannya secara
horizontal, berturut-turut dari tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan
sebagai berikut :
§ Epipelagik
merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m.
§ Mesopelagik
merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalaman 200-1000 m. Hewannya
misalnya ikan hiu.
§ Batiopelagik
merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang hidup di
daerah ini misalnya gurita.
§ Abisal
pelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000m tidak terdapat
tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampu menembus daerah
ini.
§ Hadal
pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m.
Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan
cahaya. Sebagai produsen di tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan
karang tertentu.
Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki
tekanan osmosis sel yang hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan
tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin
sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang
berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif.
·
Ekologi darat
Ekologi darat mempelajri tentang ekosistem darat.
Ekosistem darat mempunyai kompleksitas yang lebih tinggi dibandingkan ekosistem
laut, karena kemungkinan organisme untuk hidup dan berkembangbiak pada
ekosistem darat lebih lebar. Sebab, distribusi oksigen dan sinar matahari lebih
banyak.
Pada
Ekosistem darat terdapat beberapa jenis dari bentuk tumbuhnya tumbuh-tumbuhan,
yaitu : pohon, liana, epifit, shrubs, herba, dan tumbuhan taliod. Sedangkan
pada jenis adaptasi hewan vertebrata darat ada bermacam-macam. Yaitu :
v Herbivora
Terdapat
tiga jenis, yaitu : Ground-dwelling, Arboreal seperti Macaca fascicularis, dan
Aerial seperti Burung dan hewan-hewan terbang lainnya. Pada Ground-dwelling
terbagi lagi menjadi empat, yaitu : Cursorial (berlari) seperti rhea dan emu,
Saltatory (melompat) seperti kangguru, Graviportal (berat badan) seperti penyu
dan gajah, dan Forsial seperti kodok dan katak.
v Karnivora
Pada karnivora
terbagi menjadi empat juga. Ketiganya sama dengan Herbivora, tetapi karnivora
tidak Arboreal dan diganti Amphibious. Contoh pada Ground –dwelling adalah
seperti cecak, kucing, beruang ular dan lain sebagainya. Contoh pada Aerial
adalah beberapa burung, kelelawar, elang dan lain sebagainya. Contoh pada
Fossorial seperi beberapa jenis ular, da contoh pada Amphibious seperti
Alligator sp dan katak.
Menurut
Garis Taxonomi
Ø Ekologi
Tumbuhan
Secara umum, ada dua sudut pandang dalam mempelajari
ekologi tumbuhan yakni sinekologi atau ekologi komunitas dan juga Autekologi
atau ekologi spesies.
ü Sinekologi
Disebut juga dengan ekologi komunitas dimana pokok
kajian para ilmuan berada pada tingkat komunitas. Sinekologi tumbuhan ini juga
bersinonim dengan Geobotani, Ilmu Ekologi Vegetasi, Fisiologi dan masih banyak
lagi lainnya. Dengan sudut pandang sinekologi ini, seseorang berusaha mengkaji
komunitas tumbuhan yakni:
- Sosiologi tumbuhan, yaitu
penggambaran juga pemetaan tipe vegetasi dan juga jenis vegetasi tumbuhan.
- Komposisi penyusun juga
struktur komunitas tumbuhan.
- Mengamati dinamika komunitas
yang mencakup banyak proses seperti transver nutrient juga energi di
antara anggota, interaksi di antara anggota, simbiosis, suksesi, proses
dan masih banyak lagi lainnya. Contoh sinekologi adalah mempelajari hutan
gambut, suaka margasatwa, hutan rawa, hutan alam, hutan payau dan masih
banyak lagi lainnya.
ü Autekologi
Merupakan sudut pandang ekologi tumbuhan dimana yang menjadi kajian
utama adalah pola adaptasi dari spesies atau populasi tumbuhan dengan
lingkungan sekitarnya. Adapun sub-divisi autekologi antara lain demakologi,
ekologi populasi, demografi, ekologi fisiologi, ekofisiologi, juga genekologi.
Contoh autekologi adalah studi mengenai jenis mikroza dan pengaruhnya terhadap
perkembangan pinus dan masih banyak lagi lainnya. Selain mempelajari pengaruh,
autekologi ini juga membaca pola-pola adaptasi pohon pinus dengan habitat atau
lingkungan sekitarnya.
Ø Ekologi
Vertebrata
Ilmu yang mempelajari sistem kehidupan hewan yang
termasuk jenis vertebrata. Vertebrata adalah subfilum
dari Chordata,
mencakup semua hewan yang memiliki tulang belakang
yang tersusun dari vertebra.
Vertebrata adalah subfilum terbesar dari Chordata. Ke dalam vertebrata dapat
dimasukkan semua jenis ikan
(kecuali remang,
belut jeung, "lintah laut", atau hagfish), amfibia,
reptil,
burung,
serta hewan menyusui. Kecuali jenis-jenis
ikan, vertebrata diketahui memiliki dua pasang tungkai.
Ø Ekologi
Serangga
Ilmu yang mempelajari tata kehidupan
daripada serangga.
Ø Ekologi
Jasad Renik
Jasad renik atau mikro
organisme adalah mahluk hidup yang terdiri dari satu atau beberapa kumpulan
sel dengan ukuran beberapa mikron (1 mikron = 0,001 mm). Dikarenakan ukurannya
yang teramat kecil maka mahluk ini hanya bisa dilihat melalui mikroskop elektron. Jasad renik tidak
hanya berbentuk bakteri,
tetapi juga berbentuk kapang
atau jamur,
khamir(yeast)
, protozoa,
dan virus.
Setiap proses penguraian yang dilakukannya bisa
mengakibatkan berbagai perubahan baik secara kimia
maupun fisika.
Karena itu, jasad renik dinyatakan baik jika perubahan hasil karyanya
menguntungkan (misalnya dalam proses fermentasi) dan ia dinyatakan jahat
apabila perubahan tersebut merugikan, contohnya saat makanan menjadi busuk.
Sebelum mengetahui apa itu ilmu lingkungan? Kita
ketahui terlebih dahulu pengertia dari pada lingkungan itu sendiri.
Pengertian lingkungan
adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan
kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.
Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada
di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru
serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis
tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya.
Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung
sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar. Seringkali lingkungan
yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial.
Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya
dalam membentuk kepribadian seseorang (Kusuma, 2009).
Berdasarkan
UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda
dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang
melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya (Anonim, 1997). Menurut UU No. 32 tahun 2009, Lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (Anonim,
2009)
Unsur-unsur
lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu (Anonim, 1997):
a) Unsur
Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup
yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan
jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya
didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan
hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
b) Unsur
Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan
budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan
dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai
keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh
segenap anggota masyarakat.
c) Unsur
Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup
yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim,
dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi
kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika
air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja
kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi
bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak
teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.
Ilmu lingkungan adalah
ekologi yang menerapkan berbagai azas dan konsepnya kepada masalah yang lebih
luas,yang menyangkut pula hubungan manusia dengan lingkungannya. Ilmu
Lingkungan adalah ekologi terapan. Ilmu lingkungan ini mengintegrasikan
berbagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik anatara jasad hidup
(termasuk manusia) dengan dengan lingkungannya.
Ilmu
lingkungan (environmental science atau envirology) adalah ilmu yang mempelajari
tentang lingkungan hidup. Ilmu Lingkungan adalah suatu studi yang sistematis
mengenai lingkungan hidup dan kedudukan manusia yang pantas di dalamnya.
Perbedaan utama ilmu lingkungan dan ekologi adalah dengan adanya misi untuk
mencari pengetahuan yang arif, tepat (valid), baru, dan menyeluruh tentang alam
sekitar, dan dampak perlakuan manusia terhadap alam. Misi tersebut adalah untuk
menimbulkan kesadaran, penghargaan, tanggung jawab, dan keberpihakan terhadap
manusia dan lingkungan hidup secara menyeluruh.
Ilmu
lingkungan merupakan perpaduan konsep dan asas berbagai ilmu (terutama ekologi,
ilmu lainnya: biologi, biokimia, hidrologi, oceanografi, meteorologi, ilmu
tanah, geografi, demografi, ekonomi dan sebagainya), yang bertujuan untuk
mempelajari dan memecahkan masalah yang menyangkut hubungan antara mahluk hidup
dengan lingkungannya. Ilmu lingkungan merupakan penjabaran atau terapan dari
ekologi.
Ilmu
Lingkungan merupakan salah satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu yang
mempelajari jasad hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya, antara lain
dari aspek sosial, ekonomi, kesehatan, pertanian, sehingga ilmu ini dapat
dikatakan sebagai suatu poros, tempat berbagai asas dan konsep berbagai ilmu
yang saling terkait satu sama lain untuk mengatasi masalah hubungan antara
jasad hidup dengan lingkungannya.
Asas
di dalam suatu ilmu pada dasarnya merupakan penyamarataan kesimpulan secara
umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan untuk menguraikan gejala
(fenomena) dan situasi yang lebih spesifik. Asas dapat terjadi melalui suatu
penggunaan dan pengujian metodologi secara terus menerus dan matang, sehingga
diakui kebenarannya oleh ilmuwan secara meluas. Tetapi ada pula asas yang hanya
diakui oleh segolongan ilmuwan tertentu saja, karena asas ini hanya merupakan
penyamarataan secara empiris saja dan hanya benar pada situasi dan kondisi yang
lebih terbatas, sehingga terkadang asas ini menjadi bahan pertentangan.
Namun
demikian sebaliknya apabila suatu asas sudah diuji berkali-kali dan hasilnya
terus dapat dipertahankan, maka asas ini dapat berubah statusnya menjadi hukum.
Begitu pula apabila asas yang mentah dan masih berupa dugaan ilmiah seorang
peneliti, biasa disebut hipotesis Hipotesis ini dapat menjadi asas apabila
diuji secara terus menerus sehingga memperoleh kesimpulan adanya kebenaran yang
dapat diterapkan secara umum. Untuk mendapatkan asas baru dengan cara pengujian
hipotesis ini disebut cara induksi dan kebanyakan dipergunakan dalam
bidang-bidang biologi, kimia dan fisika. Disini metode pengumpulan data melalui
beberapa percobaaan yang relatif terbatas untuk membuat kesimpulan yang
menyeluruh. Sebaliknya cara lain yaitu dengan cara deduksi dengan menggunakan
kesimpulan umum untuk menerangkan kejadian yang spesifik. Asas baru juga dapat diperoleh
dengan cara simulasi komputer dan penggunaan model matematika untuk mendapatkan
semacam tiruan keadaan di alam (mimik). Cara lain juga dapat diperoleh dengan
metode perbandingan misalnya dengan membandingkan antara daerah yang satu
dengan yang lainnya. Cara-cara untuk mendapatkan asas tersebut dapat
dikombinasikan satu dengan yang lainnya.
Asas
di dalam suatu ilmu yang sudah berkembang digunakan sebagai landasan yang kokoh
dan kuat untuk mendapatkan hasil, teori dan model seperti pada ilmu lingkungan.
Untuk menyajikan asas dasar ini dilakukan dengan mengemukakan kerangka teorinya
terlebih dahulu, kemudian setelah dipahami pola dan organisasi pemikirannya
baru dikemukakan fakta-fakta yang mendukung dan didukung, sehingga asas-asas
disini sebenarnya merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain (sesuai dengan urutan logikanya).
B. Pengertian Ekologi dan Ilmu
Lingkungan menurut para ahli
Untuk
lebih memahami tentang ekologi berdasarkan pendapat para ahli:
Menurut website carryinstitute.org,
bahwa pengertian ekologi adalah studi ilmiah tentang proses-proses yang
mempengaruhi distribusi dan kelimpahan organisme, interaksi yang ada pada
organisme dan interaksi antara organisme dan transformasi serta aliran energi
dan materi.
The scientific study of the
processes influencing the distribution and abundance of organisms,
the interactions among organisms, and the interactions between organisms and
the transformation and flux of energy and matter.
Menurut Ernst Haeckel (1866),
Peneliti asal Jerman, bahwa pengertian ekologi adalah ilmu pengetahuan
komprehensif tentang hubungan organisme terhadap lingkungan.
The
comprehensive science of the relationship of the organism to the environment
Menurut Charles Elton (1927),
secara singkat bahwa pengertian ekologi
adalah sejarah alam yang bersifat ilmiah “Scientific natural history”.
Menurut E.P. Odum (1963)
bahwa pengertian ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur dan
fungsi alam “The study of the structure and function of nature”.
Tahun 1972, Menurut C. J. Krebs,
pengertian ekologi adalah ilmu pengetahuan tentang interaksi yang menentukan
distribusi dan kelimpahan organisme.
C. Perbedaan Antara Ilmu Lingkungan
Dan Ekologi
Perbedaan
utama ilmu lingkungan dan ekologi adalah dengan adanya misi untuk mencari
pengetahuan yang arif, tepat (valid), baru, dan menyeluruh tentang alam
sekitar, dan dampak perlakuan manusia terhadap alam. Misi tersebut adalah untuk
menimbulkan kesadaran, penghargaan, tanggung jawab, dan keberpihakan terhadap
manusia dan lingkungan hidup secara menyeluruh. Timbulnya kesadaran lingkungan
sudah dimulai sejak lama, contohnya Plato pada 4 abad Sebelum Masehi telah
mengamati kerusakan alam akibat perilaku manusia. Pada zaman modern, terbitnya
buku Silent Spring tahun 1962 mulai menggugah kesadaran umat manusia.
Ilmu
lingkungan merupakan bidang ilmu interdisipliner yang merupakan integrasi ilmu
fisik dan biologi (termasuk tapi tidak dibatasi pada ekologi, fisika, kimia,
biologi, ilmu tanah, geologi, ilmu atmosfer dan geografi) untuk mempelajari
tentang lingkungan dan solusi dari masalah-masalah lingkungan. Ilmu lingkungan
menyediakan pendekatan yang terintegrasi, kuantitatif, dan interdisipliner
untuk mempelajari sistem lingkungan (Anonim, 2011).
Ilmu
lingkungan adalah ilmu yang mempelajari tentang lingkungan hidup. Menurut
Soerjani, dkk (2006), ilmu lingkungan adalah penggabungan ekologi (manusia)
yang dilandasi dengan kosmologi (tatanan alam) yang mempunyai paradigma sebagai
ilmu pengetahuan murni. Hakikat ilmu pengetahuan pada dasarnya berkembang untuk
mendasari, mewarnai serta sebagai pedoman kearifan sikap dan perilaku manusia.
Ekologi
adalah studi ilmiah tentang distribusi kelimpahan hidup dan interaksi antara
organisme dan lingkungan alami mereka sedangkan ilmu lingkungan adalah filosofi
dan gerakan sosial yang luas berpusat pada kepedulian terhadap konservasi dan
perbaikan lingkungan.
Ekologi
dan ilmu lingkungan merupakan disiplin ilmu terkait erat, dan berhubungan
dengan prinsip-prinsip yang satu dengan yang lain dan hal ini merupakan sesuatu
yang penting untuk sepenuhnya memahami satu dengan yang lain. Perbedaan utama
antara ekologi dan ilmu lingkungan yaitu ilmu lingkungan merupakan bidang yang
lebih menyeluruh yang menggabungkan banyak unsur ilmu bumi dan kehidupan untuk
memahami berbagai proses alam. Ekologi, di sisi lain, biasanya lebih difokuskan
pada bagaimana organisme berinteraksi satu sama lain dan dengan lingkungan
sekitarnya mereka. Kedua ilmu memberikan informasi yang sangat penting tentang
alam dan apa yang dapat dilakukan untuk lebih melindungi planet dan
melestarikan sumber daya.
Sebuah
perbedaan penting antara ekologi dan ilmu lingkungan adalah tujuan dari
penelitian dalam disiplin ilmu masing-masing. Tidak seperti ilmuwan bidang lingkungan, ahli ekologi cenderung
fokus penelitian (kajian) mereka pada populasi yang sangat spesifik dari
makhluk hidup, seperti jenis tertentu dari rumput atau kelompok ikan. Ahli
ekologi berusaha untuk memahami bagaimana populasi berinteraksi, bereproduksi,
dan berkembang dalam suatu ekosistem. Para ahli ekologi lebih berkonsentrasi
terutama pada faktor-faktor langsung seperti penyediaan makanan, peristiwa
makan memakan, dan seleksi seksual dalam suatu kelompok melalui pengamatan yang
cermat dan penelitian sejarah. Ekologi menjelaskan perkembangan dan adaptasi
evolusioner yang mempengaruhi suatu spesies.
Ahli
lingkungan melakukan penelitian laboratorium dan lapangan untuk belajar tentang
berbagai faktor yang mempengaruhi suatu daerah. Seperti ekologi, mereka juga
mempelajari makhluk hidup dan perilaku mereka secara rinci. Selain itu, para
ahli lingkungan mempertimbangkan dampak iklim, proses geologi, perubahan suhu,
dan siklus air ketika menyelidiki ekosistem. Sebagai contoh, seorang ahli
lingkungan mungkin melakukan penelitian tentang dampak dari musim kering
terutama pertumbuhan spesies tanaman yang berbeda di suatu daerah. Ilmuwan
kemudian dapat mencoba untuk mengidentifikasi dampak negative yang dihasilkan
pada hewan herbivora di wilayah tersebut.
Memahami
baik ekologi dan ilmu lingkungan sangat penting dalam merumuskan hukum dan
kebijakan tentang konservasi. Ketika pihak pemerintah dan industri menetapkan
standar baru, mereka biasanya berkonsultasi profesional dengan latar belakang
di bidang ekologi dan ilmu lingkungan untuk memberikan pertimbangan. Ahli
Lingkungan akan melakukan untuk menganalisis tingkat pencemaran dan faktor
risiko lain di dekat sebuah pabrik industri sedangkan ahli ekologi diperlukan
untuk menentukan kesejahteraan populasi tertentu dan menyarankan cara-cara
untuk melindungi spesies yang terancam punah.
D. Asas-Asas Pengetahuan Lingkungan
Pengenalan
beberapa asas Pengetahuan Lingkungan
ASAS
1
Semua
energi yang memasuki sebuah organisme, populasi, atau ekosistem dapat dianggap
sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu
bentuk ke bentuk lain,tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan, atau diciptakan.
ASAS
2
Tidak
ada sistem perubahan energi yang betul-betul efisien.
Hukum
Termodinamika Kedua
Semua
sistem biologi kurang efisien (hanya sebagian energi dipindahkan &
digunakan oleh organisme, populasi, ekosistem lain) Kecenderungan umum, energi
berdegradasi ke dalam bentuk panas yg tidak balik+berradiasi ke angkasa.
ASAS
3
Materi,
energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman, semuanya termasuk kategori sumber
daya alam.
Sumber
alam :
Segala
sesuatu yg diperlukan oleh organisme hidup, populasi, ekosistem yg pengadaannya
hingga ke tingkat yg optimum, akan meningkatkan pengubahan energi.
Materi
: hutan, laut, tambang.
Energi
: gas bumi, air, minyak bumi, matahari.
Ruang
: membantu/menghambat proses kawin.
Waktu
: migrasi ke tempat kondusif, mengejar teknologi moderen negara berkembang.
ASAS
4
Kalau
pengadaan semua kategori sumber daya alam sudah mencapai optimum, pengaruh kenaikan
berikutnya justru akan menurunkan pertumbuhan suatu populasi organisme.
kenaikan yang melampaui batas maksimum, bahkan akan menimbulkan kesan merusuk
atau meracuni.
ASAS
5
Ada
dua jenis sumber alam, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat merangsang
penggunaan seterusnya, dan yang tidak mempunyai daya rangsang penggunaan lebih
lanjut.
Masalah
: masih tradisional vs modern.
ASAS
6
Individu
dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada saingannya,cenderung
berhasil mengalahkan saingannya itu.
Berdasar
pada teori Darwin & Wallace Organisme yang adaptif yang akan menang
persaingan Suatu spesies/komunitas dapat bertahan dalam lingkungan tertentu,
yaitu dalam keseimbangan alam secara keseluruhan,mempunyai daya biak tinggi.
ASAS
7
Kemantapan
keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam lingkungan yang “mudah
diramal”.
“Mudah
diramal” : Ada keteraturan yang pasti pola faktor lingkungan dalam kurun waktu
lama.
ASAS
8
Sebuah
habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson, bergantung kepada
bagaimana nicia dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut.
Nicia
: keadaan lingkungan yg khas.
Setiap
spesies mempunyai nicia tertentu, sehingga spesies tsb dapat hidup berdampingan
dg spesies lainà lingkungan ditempati jumlah spesies banyak.
Spesies
makan yang sama+toleran terhadap lingkungan lingkungan ditempati jumlah spesies
sedikit.
ASAS
9
Keanekaragaman
komunitas apa saja sebanding dengan biomasa dibagi produktivitasnya.
Terdapat
hubungan antara biomasa, aliran energi, dan keanekaragaman dalam suatu sistem
biologi.
Efisiensi
penggunaan aliran energi dalam sistem biologi akan meningkat dengan
meningkatnya kompleksitas organisasi sistem biologi itu.
ASAS
10
Pada
lingkungan yang stabil perbandingan antara biomasa dengan produktivitas (B/P)
dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot.
ASAS
11
Sistem
yang sudah mantap(dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum mantap(belum
dewasa).
Hama
tikus,serangga dari hutan rawa menyerang tanaman pertanian di lahan transmigran.
Orang
desa bermigrasi ke kota.
Hubungan
negara maju-berkembang, menguntungkan negara maju.
ASAS
12
Kesempurnaan
adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung kepada kepentingan relatifnya di
dalam keadaan suatu lingkungan.
Reaksi
terhadap perubahan lingkungan : populasi dalam lingkungan belum mantap lebih
kecil dari pada lingkungan sudah mantap.
Kalau
terjadi perubahan drastis lingkungan,ekosistem sudah mantap lebih
terancam,karena genetik populasi kaku terhadap perubahan.
ASAS
13
Lingkungan
yg secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman
biologi dalam ekosistem yg mantap(dewasa),yg kemudian dapat menggalakkan
kemantapan populas.
Dalam
ekosistem mantapnya aliran energi yang masuk meningkat.
Bila
terjadi masalah pada satu jalur, jalur lain akan mengambil alih/berperan.
ASAS
14
Derajat
pola keteraturan naik-turunnya populasi bergantung kepada jumlah keturunan
dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi populasi itu.
PENUTUP
·
Kesimpulan
Perbedaan
antara ilmu lingkungan dan ekologi sedikit kabur atau tidak memiliki batasan
yang nyata. Namun, berdasarkan pembahasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa. Ekologi menjelaskan perkembangan dan adaptasi evolusioner yang
mempengaruhi suatu spesies sedangkan ahli lingkungan melakukan penelitian
laboratorium dan lapangan untuk belajar tentang berbagai faktor yang
mempengaruhi suatu daerah atau wilayah.
·
Saran
Penulis
mengajak pembaca agar memahami isi dari makalah ini dan mengajak untuk
menambahkan isi dari pada makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
0 comments:
Post a Comment