URBANISASI
Urbanisasi adalah perpindahan masyarakat desa ke kota. Sebelum kita
mengetahui penyebab, dampak, dan solusi mengatasi urbanisasi, terlebih dahulu
kita ketahui arti dari masyarakat kota dan desa.
Sebelum ke pengertian masyarakat desa maupun kota, terlebih dahulu kita
ketahui apa itu masyarakat? Nah di bawah ini nih definisinya.
PENGERTIAN
MASYARAKAT
Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas masyarakat adalah ekseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.
Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas masyarakat adalah ekseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.
Nah sekarang sudah tau
definisi masyarakat kan, dibawah ini adalah materi tentang masyarakat desa dan
kota.
CIRI MASYARAKAT DESA DAN KOTA
Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri
atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian
mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat
digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa.
Berikut ini ciri-ciri
karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka yang
bersifat umum.
1. Sederhana.
2. Mudah
curiga.
3. Menjunjung
tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya.
4. Mempunyai
sifat kekeluargaan.
5. Lugas
atau berbicara apa adanya.
6. Tertutup
dalam hal keuangan mereka.
7. Perasaan
tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota.
8. Menghargai
orang lain.
9. Demokratis
dan religius.
10. Jika
berjanji, akan selalu diingat.
Ciri masyarakat kota :
1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan
kehidupan keagamaan di desa. Masyarakat kota hanya melakukan kegiatan keagamaan
hanya bertempat di rumah peribadatan seperti di masjid, gereja, dan lainnya.
2. Orang
kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada
orang lain.
3. Di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan,
karena perbedaan politik dan agama dan sebagainya.
4. Jalan pikiran rasional yang dianut oleh masyarkat perkotaan.
5. Interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor
kepentingan pribadi daripada kepentingan umum.
Gambar 1 Pekerjaan |
Gambar 2 Suasana |
Gambar 3 Pemandangan |
SIFAT MASYARAKAT DESA DAN KOTA BILA DIBANDINGKAN
Seperti
dikemukakan oleh para ahli atau sumber bahwa masyarakat Indonesia lebih dari
80% tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian yang bersifat agraris.
Masyarakat pedesaan yang agraris biasanya dipandang antara sepintas kilas
dinilai oleh orang-orang kota sebagai masyarakat tentang damai, harmonis yaitu
masyarakat yang adem-ayem, sehingga oleh orang kota dianggap sebagai tempat
untuk melepaskan lelah dari segala kesibukan, keramaian dan keruwetan atau kekusutan
pikir.Tetapi sebenarnya di dalam masyarakat pedesaan kita ini mengenal
bermacam-macam gejala, khususnya tentang perbedaan pendapat atau paham yang
sebenarnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan
penuh dengan ketegangan-ketegangan sosial. Dalam hal ini kita jumpai
gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan:
1. Konflik (pertengkaran)
Ramalan
orang kota bahwa masyarakat pedesaan
adalah masyarakat yang tenang dan harmonis itu memang tidak sesuai dengan
kenyataan sebab yang benar dalam masyarakat pedesaan adalah penuh masalah dan
banyak ketegangan. Karena setiap hari dari mereka yang selalu berdekatan
dengan orang-orang tetangganya secara terus-menerus dan hal ini menyebabkan
kesempatan untuk bertengkar amat banyak sehingga kemungkinan terjadi
peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan amat banyak dan sering
terjadi.Pertengkaran-pertengkaran yang terjadi biasanya berkisar pada masalah
sehari-hari rumah tangga dan sering manjalar ke luar rumah tangga. Sedang
sumber banyak pertengkaran itu rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan
gengsi, perkawinan dan sebagainya. Masyarakat kota jarang sekali ada dirumah
jadi kemungkinan untuk bertemu sulit, jadi konflik jarang sekali terjadi di
perkotaan dengan warganya yang sibuk sendiri.
2. Kontraversi (pertentangan)
Pertentangan
ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat),
psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic). Para ahli
hukum biasanya meninjau masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut
kebiasaan masyarakat.
3. Kompetisi (persiapan)
Sesuai dengan kodratnya
masyarakat pedesaan adalah manusia-manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai
manusia biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai
sifat ini. Oleh karena itu, maka wujud persaingan itu bisa positif dan bisa
negatif. Positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan usaha untuk
meningkatkan prestasi dan produksi atau out put (hasil). Sebaliknya yang
negatif bila persaingan ini hanya berhenti pada sifat iri, yang tidak mau
berusaha sehingga kadang-kadang hanya melancarkan fitnah-fitnah saja, yang hal
ini kurang ada manfaatnya sebaliknya menambah ketegangan dalam masyarakat. Di dalam
kota tingkat kompetisi lebih tinggi, masyarakat kota biasanya akan menanggapi
kekalahan dengan sabar dan mencoba lagi.
FUNGSI DESA DAN KOTA
fungsi
external kota:
§ sebagai tempat melakukan politik.
§ sebagai tempat untuk memperluas jaringan usaha.
§ sebagai tempat untuk memperoleh ilmu yang tinggi.
§ sebagai sarana produksi.
Fungsi
Desa
1.
Sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok seperti padi, jagung,
ketela, disamping bahan makanan lain seperti kacang, kedelai, buah-buahan, dan
bahan makanan lain yang berasal dari hewan.
2.
Sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja.
3.
Dari segi kegiatan kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur,
desa industri, desa nelayan, dsb.
4. Peranan
yang menyangkut produksi pangan yang akan menentukan tingkat kerawanan dalam
jangka pembinaan ketahanan nasional. Oleh karena itu, peranan masyarakat
pedesaan dalam mencapai sasaran swasembada pangan adalah penting sekali, bahkan
bersifat vital.
Menurut pemikiran kalian
adakah manfaat dengan adanya interaksi desa – kota? Dengan adanya interaksi
desa – kota dapat memberikan beberapa manfaat bagi desa maupun bagi kota,
diantaranya :
1. Meningkatnya hubungan sosial ekonomi antara penduduk desa dan kota.
2. Pengetahuan penduduk desa meningkat.
3. Dapat menumbuhkan arti pentingnya pendidikan bagi penduduk desa.
1. Meningkatnya hubungan sosial ekonomi antara penduduk desa dan kota.
2. Pengetahuan penduduk desa meningkat.
3. Dapat menumbuhkan arti pentingnya pendidikan bagi penduduk desa.
ASPEK POSITIF DAN NEGATIF MASYARAKAT DESA DAN KOTA
Aspek positif:
§ Adanya peran saling melengkapi antara
desa dan kota.
§ Kota dan desa adalah saling membutuhkan.
§ Kemajuan desa dapat memacu kemajuan kota
begitu sebaliknya.
Aspek negatif:
§ Desa biasanya lebih direndahkan dari
kota.
§ Masyarakat kota biasanya tidak bisa
menghargai adat yang ada di desa
§ Kesenjangan sosial yang jauh antar
masyarakat kota dan desa dapat menyebabkan perpecahan.
§
LATAR BELAKANG PERBEDAAN MASYARAKAT DESA DAN KOTA
Kehidupan yang dinamis tentang
pertumbuhan dan perkembangan penduduk baik dari segi sosial,kultural dan budaya
telah mengarahkan mobilisasi penduduk dari arah pedesaan ke arah perkotaan
,dulu dikenal sebagai urbanisasai tetapi sekarang konsep dari urbanisasi
sendiri telah mengalami perluasan yang cukup kompleks.Urbanisasi tidak lagi
dipandang sebagai alur perpindahan populasi penduduk dari desa ke kota
melainkan sebagai konsep dasar pemikiran baru tentang proses pengkotaan.Sekilas
memang terlihat sama tetapi kedua kajian tersebut sangat berbeda jauh dan mulai
saat ini paradigma baru tentang urbanisasi yang benar harus sudah dilakukan.
Dalam proses dinamika masyarakat
yang sangat labil ini perubahan-perubahan baru selalu terjadi tanpa mengenal
batasan ruang dan waktu. Kita semua sepakat bahwa dewasa ini kita telah berada
pada ujung masa industri dan telah mulai beranjak pada awal era informasi.
Ledakan informasi dari berbagai belahan dunia bisa kita akses dengan sangat
mudahnya melalui berbagai media elektronika yang berkembang pesat, secara
otomatis keadaan demikian akan sangat mempengaruhi pola perilaku masyarakat
secara global.
Pola desa dan kota yang menjadi
pokok bahasan tidak terlepas dari gejala-gejala tersebut. Kajian mendalam
tentang aspek-aspek perilaku sosial kemasyarakatan yang dipadukan dengan
perkembangan dalam cakupan modernisasi serta globalisasi akan sangat membantu
dalam menelaah lebih lanjut tentang pola keruangan dan dinamisasi masyarakat
yang tengah berlangsung.
Faktor-faktor penentu secara
sosiokultural sebagai acuan dalam masyarakat desa maupun kota juga tidak
terlewatkan dari pengkajian makalah ini, semua terangkum cermat dan
proporsional sebagai upaya pengarahan pola pikir kita terhadap gejala dan
permasalahan sosial yang terdapat pada masyarakat desa dan kota sesuai persepsi
yang benar dan tepat.
Nah ini dia urbanisasi.....
Faktor penyebab
"urbanisasi" di suatu
negara dengan negara lain agak berlainan, namun secara umum dapat dikatakan
bahwa "urbanisasi" terjadi akibat ketimpangan keruangan (spitial
imbalances) termasuk di dalamnya ketimpangan penduduk dan ekonomi.
Kota yang
sedang membangun seringkali menyedot banyak tenaga kerja dari daerah pedesaan
yang memang kelebihan tenaga untuk pekerjaan yang tidak menuntut skill. Bahkan
seringkali orang asal pedesaan pergi ke kota karena lebih didorong oleh keadaan
desa mereka yang tidak dapat lagi memberikan jaminan hidup yang layak.
Bagi kota yang
mulai padat penduduknya, maka pertambahan penduduk setiap tahun jauh melampaui
kemungkinan kesempatan kerja, sehingga keadaan ini akan menimbulkan banyak
pengangguran.
Dengan keadaan
perekonomian mereka yang sangat rendah, kehidupan yang serba susah, sebaliknya
di tengah-tengah kehidupan kota besar yang serba mewah, bukan mustahil bahwa
keadaan ini merupakan faktor yang dominan untuk mendorong terjadinya
kriminalitas.
Walaupun
aspek-aspek tadi, seperti "urbanisasi", industrialisasi, pertambahan
jumlah penduduk dan sebagainya bukan merupakan faktor langsung penyebab
kriminalitas. Namun secara tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap perilaku
dan sikap dari beberapa golongan masyarakat, sehingga dianggap potensial
sebagai kriminologen, mempuunyai kemungkinan untuk menimbulkan tindak kriminal.
Banyaknya
problema akibat "urbanisasi" ini, tentunya menambah persoalan yang
perlu diselesaikan oleh pemerintah maupun masyarakat. Langkah-langkah yang
perlu dilaksanakan dalam pemecahannya terhadap masalah ini antara lain, adalah:
1. Mengembalikan para penganggur di kota ke desa
masing-masing.
2. Memberikan keterampilan kerja (usaha) produktif
kepada angkatan kerja di daerah pedesaan.
3. Memberikan bantuan modal untuk usaha produktif.
4. Mentransmigrasikan para penganggur yang berada di
perkotaan.
5. Dan langkah-langkah lainnya yang dapat mengurangi
atau mengatasi terjadinya "urbanisasi".
Selain langkah-langkah tersebut di atas, juga dapat
dilaksanakan berbagai upaya preventif yang dapat mencegah terjadinya
"urbanisasi", antara lain:
1. Mengantisipasi perpindahan penduduk dari desa ke
kota, sehingga "urbanisasi" dapat ditekan.
2. Memperbaiki tingkat ekonomi daerah pedesaan,
sehingga mereka mampu hidup dengan penghasilan yang diperoleh di desa.
3. Meningkatan fasilitas pendidikan, kesehatan dan
rekreasi di daerah pedesaan, sehingga membuat mereka kerasan 'betah' tinggal di
desa mereka masing-masing.
4. Dan langkah-langkah lain yang kiranya dapat
mencegah mereka untuk tidak berbondong-bondong berpindah ke kota.
referensi :
0 comments:
Post a Comment