Soccer Player 5

Tuesday, 9 December 2014

ExpressPCB

Apakah Itu PCB (Printed Circuit Board)
PCB (Printed Circuit Board) adalah suatu board tipis tempat letak komponen elektronika, yang di pasang dan di rangkai, di mana bagian sisi nya terbuat dari lapisan tembaga untuk menyolder kaki kaki komponen. PCB bisa lebih dari 1 layer, yang saya tahu maximum sampai 12 layer.PCB ada yang terbuat dari bahan fiber atau sejenisnya pada bagian yang non conductive. Ketebalan tembaga pada PCB bermacam macam, ada yang 35 micrometer ada juga yang 17-18 micrometer.

Bahan PCB yang lain adalah paper phenolic atau pertinax, biasanya berwarna coklat, bahan jenis ini lebih populer karena harganya yang lebih murah.Untuk PCB yang di pakai untuk Through hole plating, biasanya memakai yang berbahan fiberglass, karena jamur tidak suka akan bahan ini, dan materialnya lebih kuat dan tidak mudah bengkok di bandingkan yang berbahan pertinax.PCB dapat di jumpai di hampir semua peralatan elektronika, seperti radio, handphone, televisi, dan lain lain.

Ada beberapa macam jenis PCB menurut kegunaannya yaitu PCB 1 side (biasa digunakan pada rangkaian elektronika seperti radio, TV, dll) PCB double side (maksudnya kedua sisi PCB digunakan untuk menghubungkan komponen) dan PCB multi side ( bagian PCB luar maupun dalam digunakan sebagai media penghantar, misalnya pada rangkaian-rangkaian PC).

Kali ini saya akan share salah satu software pembuatan layout PCB yaitu express pcb

Silahkan klik disini ExpressPCB for Vista, Windows 7 & Windows 8


Silahkan klik disini ExpressPCB for XP, 2000 & NT 

Sunday, 7 December 2014

PELAPISAN SOSIAL, KESAMAAN DERAJAT, ELITE DAN MASSA


PELAPISAN SOSIAL, KESAMAAN DERAJAT, ELITE DAN MASSA
A. Pelapisan sosial

1. Pengertian
Pelapisan sosial dalam sosiologi dikenal dengan istilah stratifikasi sosial. Kata stratifikasi sosial berasal dari kata stratum (lapisan) dan socius (masyarakat). Berikut ini beberapa pengertian stratifikasi sosial menurut ahli:
  1. Pitirim A. Sorokin (Dalam Basrowri 60 ; 2005)
    Stratifikasi sosial diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (herarkis). Perwujudannya adalah kelas-kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah. Selanjutnya Sorokin, mengemukakan bahwa inti dari lapisan sosial adalah tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban, kewajiban dengan tanggung jawab nilai-nilai sosial dan pengaruhnya di antara anggotaanggota masyarakat.
  2. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt (iiix ; 1999)
    Stratifikasi sosial berarti sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat.
  3. Soejono Soekanto (228 ; 2005)
    Stratifikasi sosial adalah pembedaan posisi seseorang atau kelompok dalam kedudukan berbeda-beda secara vertikal.
  4. Astried S. Susanto (98 ; 1983)
    Stratifikasi sosial adalah hasil kebiasaan hubungan antarmanusia secara teratur dan tersusun sehingga setiap orang, setiap saat mempunyai situasi yang menentukan hubungannya dengan orang secara vertikal maupun mendatar dalam masyarakatnya.
  5. D. Hendropuspito OC (109 ; 1990)
    Stratifikasi sosial adalah tatanan vertikal berbagai lapisan sosial berdasarkan tinggi rendahnya kedudukan.
  6. statifikasi sosial menurut Max Weber adalah stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial adalah pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal, yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah.


2. Faktor Pendorong Terciptanya Stratifikasi Sosial

Beberapa kondisi umum yang mendorong terciptanya stratifikasi sosial dalam masyarakat adalah sebagai berikut.
a. Perbedaan ras dan budaya. Ketidaksamaan ciri biologis, seperti warna kulit, latar belakang etnis, dan budaya telah mengarah pada lahirnya stratifikasi dalam masyarakat. Dalam hal ini biasanya akan terjadi penguasaan grup yang satu terhadap grup yang lain.
b. Pembagian tugas dalam hampir semua masyarakat menunjukkan sistem pembagian tugas yang bersifat spesialisasi. Posisi-posisi dalam spesialisasi ini berkaitan dengan perbedaan fungsi stratifikasi dan kekuasaan dari order sosial yang muncul.
c. Kejarangan. Stratifikasi lambat laun terjadi, karena alokasi hak dan kekuasaan yang jarang atau langka. Kelangkaan ini terasa apabila masyarakat mulai membedakan posisi, alatalat kekuasaan, dan fungsi-fungsi yang ada dalam waktu yang sama. Jadi, suatu kondisi yang mengandung perbedaan hak dan kesempatan di antara para anggota dapat menciptakan stratifikasi.
Sementara itu, Koentjaraningrat mengatakan ada tujuh hal yang dapat mengakibatkan atau melahirkan stratifikasi social dalam masyarakat, yaitu sebagai berikut.
a. Kualitas dan kepandaian.
b. Kekuasaan dan pengaruhnya.
c. Pangkat dan jabatan.
d. Kekayaan harta benda.
e. Tingkat umur yang berbeda.
f. Sifat keaslian.
g. Keanggotaan kaum kerabat kepala masyarakat.
Menurut Max Webber, pelapisan sosial atau stratifikasi social ditandai dengan adanya beberapa hal berikut ini.
a. Persamaan dalam hal peluang untuk hidup atau nasib. Peluang untuk hidup masing-masing orang ditentukan oleh kepentingan ekonomi yang berupa penguasaan barang serta kesempatan memperoleh penghasilan dalam kehidupan.
b. Dimensi kehormatan, maksudnya manusia dikelompokkan dalam kelompok-kelompok berdasarkan peluang untuk hidup yang ditentukan oleh ukuran kehormatan. Persamaan kehormatan status terutama dinyatakan melalui persamaan gaya hidup.
c. Kekuasaan yang dimiliki. Kekuasaan menurut Webber adalah suatu peluang bagi seseorang atau sejumlah orang untuk mewujudkan keinginan mereka sendiri melalui suatu tindakan komunal, meskipun mengalami pertentangan dari orang lain yang ikut serta dalam tindakan komunal tersebut.
3. Sifat stratitifikasi/pelapisan sosial
Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya, stratifikasi sosial dibedakan menjadi stratifikasi sosial tertutup, stratifikasi sosial terbuka, dan stratifikasi campuran.
1.      Stratifikasi sosial tertutup (closed social stratification)
Stratifikasi ini adalah bentuk strata yang anggota dari setiap stratanya sulit mengadakan mobilitas vertikal. Mobilitas mereka hanya terbatas pada mobilitas horizontal. Karena itu, stratifikasi sosial ini bersifat diskriminatif, misalnya sistem kasta, pada masyarakata india, masyarakat rasialis, dan masyarakat feodal.
2.      Stratifikasi sosial terbuka (opened social stratification)
Stratifikasi ini bersifat demokratis. Kemungkinan mobilitasnya sangat besar. Maksudnya, setiap anggota strata dapat bebas berpindah strata sosial baik vertikal maupun horizontal. Contoh: seorang yag berusaha menjadi orang kaya dengan bekerja keras dan menuntut ilmu.
3.      Stratifikasi sosial campuran
Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Misalnya, seorang anggota kasta brahmana mempunyai kedudukan terhormat dan sangat dihargai oleh masyarakat lingkungannya. Namun, jika ia pindah ke Jakarta ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat yang baru. Ia akan diperlakukan sesuai kedudukannya di tempat baru.

B. Kesamaan derajat
1. Tentang Kesamaan Derajat
Kesamaan derajat adalah suatu sifat yang menghubungankan antara manusia dengan lingkungan masyarakat umumnya timbal balik, maksudnya orang sebagai anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah dan Negara. Hak dan kewajiban sangat penting ditetapkan dalam perundang-undangan atau Konstitusi. Undang-undang itu berlaku bagi semua orang tanpa terkecuali dalam arti semua orang memiliki kesamaan derajat. Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam berbagai faktor kehidupan.
Pelapisan sosial dan kesamaan derajat mempunyai hubungan, kedua hal ini berkaitan satu sama lain. Pelapisan soasial berarti pembedaan antar kelas-kelas dalam masyarakat yaitu antara kelas tinggi dan kelas rendah, sedangkan Kesamaan derajat adalah suatu yang membuat bagaimana semua masyarakat ada dalam kelas yang sama tiada perbedaan kekuasaan dan memiliki hak yang sama sebagai warga negara, sehingga tidak ada dinding pembatas antara kalangan atas dan kalangan bawah.
2. Hak dan Kewajiban
Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung kepada kita sendiri.
Kewajiban adalah sesuatu yang dilakukan dengan tanggung jawab.
Contoh hak dan kewajiban sebagai anak
Hak anak :

foto anak yang sedang bermain di temani orang tuanya (hak bermain)
1. Mendapatkan perlindungan dan keamanan.
2. Mendapatkan bimbingan orang tua waktu belajar.
Kewajiban seorang anak :

kewajiban seorang anak membantu orang tuanya
-Mematuhi dan melaksanakan nasihat orang tua.
-Menghormati,menyayangi dan menghargai anggota keluarga.
Contoh hak dan kewajiban sebagai mahasiswa

hak mahasiswa :
















1. Memperoleh pengajaran dan layanan bidang akademik sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan.

2. Memperoleh layanan informasi yang berkaitan dengan program studi serta hasil belajarnya.
Kewajiban seorang mahasiswa :
-Mematuhi peraturan yang berlaku.
-Memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan dan keamanan fakultas.
Contoh hak dan kewajiban sebagai warga negara
Hak warga negara :

seharusnya setiap warga negara memiliki tempat tinggal yang layak, karena tempat tinggal yang layak juga menjadi hak setiap warga negara
1. Bebas mengeluarkan aspirasi dan pendapat.
2. Mendapatkan pekerjaan yang layak.
Kewajiban sebagai warga negara :

-Menghargai hak orang lain.
-Wajib membayar pajak untuk memperlancar pembangunan.
Hak dan kebebasan bangsa Indonesia ada pada UUD 1945 pada Pasal 28 J :
1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.**)
2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan partimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis. **)
C. Elite Dan Massa
1. Pengertian Elite
Dalam pengertian yang umum elite itu menunjuk sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti khusus dapat diartikan sekelompok orang yang ahli atau terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan.
Dalam cara pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan: “posisi di dalam masyarakat di puncak struktur-struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas”.
2. Pengertian Massa
Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spontan, yang dalam beberapa hal menyerupai crowd, tapi yang secara fundamental berbeda dengannya dalam hal-hal yang lain.
Massa diwakili oleh orang-orang yang berperan serta dalam perilaku massal sepertinya mereka yang terbangkitkan minatnya oleh beberapa peristiwa nasional, mereka yang menyebar di berbagai tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa pembunuhan sebagai diberitakan dalam pers, atau mereka yang berperanserta dalam suatu migrasi dalam arti luas.
3.Peranan Elite terhadap Massa
Elite sebagai minoritas yang memiliki kualifikasi tertentu yang eksistensinya sebagai kelompok penentu dan berperan dalam masyarakat diakui secara legal oleh masyarakat pendukungnya. Dalam hal ini kita melihat elite sebagai kelompok yang berkuasa dan kelompok penentu.
Dalam kenyataannya elite penguasa kita jumpai lebih tersebar, jangkauannya lebih luas, tetapi lebih bersifat umum, tidak terspesialisasi seperti kelompok penentu. Kita mengenal, adanya kelompok penguasa merupakan golongan elite yang berasal dari kondisi sejarah masa lampau.
Kelompok elite penguasa ini tidak mendasarkan diri pada fungsi-fungsi sosial tetapi lebih bersifat kepentingan-kepentingan birokrat. Kita bisa menjumpai kelompok penguasa ini pada berbagai perhimpunan yang bersifat khusus, pada kelompok birokratis yang berfungsi sebagai pembuat kebijakan-kebijakan maupun sebagai pelaksana dan sebagai elite pemerintah.
Contoh kekacauan politik dan cara mengatasinya
Di Indonesia sekarang lagi ramai ramainya koalisi indonesia hebat dan koalisi merah putih, menurut saya sebaiknya dua koalisi ini harus bersatu demi kepentingan bangsa dan negara, bukan hanya untuk partai politiknya maupun kepentingan pribadi.
Pemerataan pendapatan
Pengolahan hasil pemungutan pajak digunakan untuk pembangunan negara. Dengan pembangunan, ekonomi masyarakat bisa terangkat. Artinya, pajak memenuhi salah satu fungsinya sebagai alat pemerataan pendapatan masyarakat.
Dengan memaksimalkan pembangunan dengan sendirinya masyarakat kecil akan merasakan manfaat pajak. Karena sebagian besar orang yang membayar pajak adalah masyarakat dengan penghasilan lebih.

Friday, 5 December 2014

RANGKAIAN SERI

RANGKAIAN SERI
                                      Pada rangkaian seri Arus yang mengalir pada setiap elemen besarnya SAMA.

V1 = I x R1
V2 = I x R2
V3 = I x R3

Pada rangkaian SERI terdapat hukum KVL (+E-V1-V2-V3=0)

E = I x R1+ I x R2+ I x R3
E = I (R1+R2+R3)
E = I x R total

E = V1+V2+V3+...+Vn


Cara mengitung hambatan pada rangkaian seri adalah dengan cara menambahkannya saja.

CONTOH SOAL
A.) Tentukan R total?
B.) Tentukan I rangkaian?
C.) Tentukan I pada R3?
D.) Tentukan V setiap R?
E.) Buktikan KVLnya berlaku!
F.) Berapa daya yang di serap oleh masing-masing resistor?
G.) Berapa daya yang di suplai oleh sumber tegangan?
H.) Buktikan kalau hukum kekekalan daya berlaku!





Diket : rumus (hukum ohm) : V=IxR
Ket : V = Beda Potensial, I = Arus, R = Hambatan, P = Daya
Jawab : A.) Rtotal = R₁+R₂+R₃ B.) I Rangkaian = E/Rtotal     C.) I pada R₃ = 2A
                            = 1Ω+2Ω+3Ω                             = 12v/6Ω     (I= I₁=I₂=I₃)
                            = 6Ω                                          = 2A

D.) V setiap R E.) KVL (+E-V1-V2-V3=0) F.) P setiap R (P out)
                 - V₁ = IxR₁                         +12-2-4-6=0                          *  P₁  = V₁xI
                   V₁ = 2x1                                                                          P₁  = 2x2
                   V₁ = 2V                                                                           P₁  = 4Watt
- V = IxR₂                                                                                *   P   = VxI                             V₂ = 2x2                                                                              P₂   = 4x2
                     V₂  = 4V                                                                                      P₂   = 8Watt
                 -  V  = IxR₃                                                                                 * P₃   = V₃xI
                     V₃ = 2x3                                                                                     P₃   = 6x2
                     V₃ = 6V                                                                                       P₃  = 12Watt

G.) P in  = ExI H.) P in = P out
                  P in = 12x2                            24=4+8+12
                  P in = 24Watt                         24=24

Friday, 14 November 2014

URBANISASI

URBANISASI
Urbanisasi adalah perpindahan masyarakat desa ke kota. Sebelum kita mengetahui penyebab, dampak, dan solusi mengatasi urbanisasi, terlebih dahulu kita ketahui arti dari masyarakat kota dan desa.
Sebelum ke pengertian masyarakat desa maupun kota, terlebih dahulu kita ketahui apa itu masyarakat? Nah di bawah ini nih definisinya.
PENGERTIAN MASYARAKAT
                 Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas masyarakat adalah ekseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.
            Nah sekarang sudah tau definisi masyarakat kan, dibawah ini adalah materi tentang masyarakat desa dan kota.

CIRI MASYARAKAT DESA DAN KOTA
Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa.
Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka yang bersifat umum.
1.         Sederhana.
2.         Mudah curiga.
3.         Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya.
4.         Mempunyai sifat kekeluargaan.
5.         Lugas atau berbicara apa adanya.
6.         Tertutup dalam hal keuangan mereka.
7.         Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota.
8.         Menghargai orang lain.
9.         Demokratis dan religius.
10.       Jika berjanji, akan selalu diingat.
Ciri masyarakat kota :
1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa. Masyarakat kota hanya melakukan kegiatan keagamaan hanya bertempat di rumah peribadatan seperti di masjid, gereja, dan lainnya.
2.  Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain.
3. Di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, karena perbedaan politik dan agama dan sebagainya.
4. Jalan pikiran rasional yang dianut oleh masyarkat perkotaan.
5. Interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan pribadi daripada kepentingan umum.
Gambar 1 Pekerjaan
Gambar 2 Suasana


Gambar 3 Pemandangan


SIFAT MASYARAKAT DESA DAN KOTA BILA DIBANDINGKAN
Seperti dikemukakan oleh para ahli atau sumber bahwa masyarakat Indonesia lebih dari 80% tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian yang bersifat agraris. Masyarakat pedesaan yang agraris biasanya dipandang antara sepintas kilas dinilai oleh orang-orang kota sebagai masyarakat tentang damai, harmonis yaitu masyarakat yang adem-ayem, sehingga oleh orang kota dianggap sebagai tempat untuk melepaskan lelah dari segala kesibukan, keramaian dan keruwetan atau kekusutan pikir.Tetapi sebenarnya di dalam masyarakat pedesaan kita ini mengenal bermacam-macam gejala, khususnya tentang perbedaan pendapat atau paham yang sebenarnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan sosial. Dalam hal ini kita jumpai gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan:
1. Konflik (pertengkaran)
Ramalan orang kota bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang tenang dan harmonis itu memang tidak sesuai dengan kenyataan sebab yang benar dalam masyarakat pedesaan adalah penuh masalah dan banyak ketegangan. Karena setiap hari dari mereka yang selalu berdekatan dengan orang-orang tetangganya secara terus-menerus dan hal ini menyebabkan kesempatan untuk bertengkar amat banyak sehingga kemungkinan terjadi peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan amat banyak dan sering terjadi.Pertengkaran-pertengkaran yang terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering manjalar ke luar rumah tangga. Sedang sumber banyak pertengkaran itu rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan dan sebagainya. Masyarakat kota jarang sekali ada dirumah jadi kemungkinan untuk bertemu sulit, jadi konflik jarang sekali terjadi di perkotaan dengan warganya yang sibuk sendiri.
2. Kontraversi (pertentangan)
Pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic). Para ahli hukum biasanya meninjau masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut kebiasaan masyarakat.
3. Kompetisi (persiapan)
Sesuai dengan kodratnya masyarakat pedesaan adalah manusia-manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu, maka wujud persaingan itu bisa positif dan bisa negatif. Positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan usaha untuk meningkatkan prestasi dan produksi atau out put (hasil). Sebaliknya yang negatif bila persaingan ini hanya berhenti pada sifat iri, yang tidak mau berusaha sehingga kadang-kadang hanya melancarkan fitnah-fitnah saja, yang hal ini kurang ada manfaatnya sebaliknya menambah ketegangan dalam masyarakat. Di dalam kota tingkat kompetisi lebih tinggi, masyarakat kota biasanya akan menanggapi kekalahan dengan sabar dan mencoba lagi.

FUNGSI DESA DAN KOTA
fungsi external kota:
§  sebagai tempat melakukan politik.
§  sebagai tempat untuk memperluas jaringan usaha.
§  sebagai tempat untuk memperoleh ilmu yang tinggi.
§  sebagai sarana produksi.
Fungsi Desa
1. Sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok seperti padi, jagung, ketela, disamping bahan makanan lain seperti kacang, kedelai, buah-buahan, dan bahan makanan lain yang berasal dari hewan.
2. Sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja.
3. Dari segi kegiatan kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan, dsb.
4. Peranan yang menyangkut produksi pangan yang akan menentukan tingkat kerawanan dalam jangka pembinaan ketahanan nasional. Oleh karena itu, peranan masyarakat pedesaan dalam mencapai sasaran swasembada pangan adalah penting sekali, bahkan bersifat vital.
Menurut pemikiran kalian adakah manfaat dengan adanya interaksi desa – kota? Dengan adanya interaksi desa – kota dapat memberikan beberapa manfaat bagi desa maupun bagi kota, diantaranya :
1. Meningkatnya hubungan sosial ekonomi antara penduduk desa dan kota.
2. Pengetahuan penduduk desa meningkat.
3. Dapat menumbuhkan arti pentingnya pendidikan bagi penduduk desa.

ASPEK POSITIF DAN NEGATIF MASYARAKAT DESA DAN KOTA
Aspek positif:
§  Adanya peran saling melengkapi antara desa dan kota.
§  Kota dan desa adalah saling membutuhkan.
§  Kemajuan desa dapat memacu kemajuan kota begitu sebaliknya.
Aspek negatif:
§  Desa biasanya lebih direndahkan dari kota.
§  Masyarakat kota biasanya tidak bisa menghargai adat yang ada di desa
§  Kesenjangan sosial yang jauh antar masyarakat kota dan desa dapat menyebabkan perpecahan.
§   
LATAR BELAKANG PERBEDAAN MASYARAKAT DESA DAN KOTA
Kehidupan yang dinamis tentang pertumbuhan dan perkembangan penduduk baik dari segi sosial,kultural dan budaya telah mengarahkan mobilisasi penduduk dari arah pedesaan ke arah perkotaan ,dulu dikenal sebagai urbanisasai tetapi sekarang konsep dari urbanisasi sendiri telah mengalami perluasan yang cukup kompleks.Urbanisasi tidak lagi dipandang sebagai alur perpindahan populasi penduduk dari desa ke kota melainkan sebagai konsep dasar pemikiran baru tentang proses pengkotaan.Sekilas memang terlihat sama tetapi kedua kajian tersebut sangat berbeda jauh dan mulai saat ini paradigma baru tentang urbanisasi yang benar harus sudah dilakukan.
Dalam proses dinamika masyarakat yang sangat labil ini perubahan-perubahan baru selalu terjadi tanpa mengenal batasan ruang dan waktu. Kita semua sepakat bahwa dewasa ini kita telah berada pada ujung masa industri dan telah mulai beranjak pada awal era informasi. Ledakan informasi dari berbagai belahan dunia bisa kita akses dengan sangat mudahnya melalui berbagai media elektronika yang berkembang pesat, secara otomatis keadaan demikian akan sangat mempengaruhi pola perilaku masyarakat secara global.
Pola desa dan kota yang menjadi pokok bahasan tidak terlepas dari gejala-gejala tersebut. Kajian mendalam tentang aspek-aspek perilaku sosial kemasyarakatan yang dipadukan dengan perkembangan dalam cakupan modernisasi serta globalisasi akan sangat membantu dalam menelaah lebih lanjut tentang pola keruangan dan dinamisasi masyarakat yang tengah berlangsung.
Faktor-faktor penentu secara sosiokultural sebagai acuan dalam masyarakat desa maupun kota juga tidak terlewatkan dari pengkajian makalah ini, semua terangkum cermat dan proporsional sebagai upaya pengarahan pola pikir kita terhadap gejala dan permasalahan sosial yang terdapat pada masyarakat desa dan kota sesuai persepsi yang benar dan tepat.

Nah ini dia urbanisasi.....
Faktor penyebab "urbanisasi" di suatu negara dengan negara lain agak berlainan, namun secara umum dapat dikatakan bahwa "urbanisasi" terjadi akibat ketimpangan keruangan (spitial imbalances) termasuk di dalamnya ketimpangan penduduk dan ekonomi.
Kota yang sedang membangun seringkali menyedot banyak tenaga kerja dari daerah pedesaan yang memang kelebihan tenaga untuk pekerjaan yang tidak menuntut skill. Bahkan seringkali orang asal pedesaan pergi ke kota karena lebih didorong oleh keadaan desa mereka yang tidak dapat lagi memberikan jaminan hidup yang layak.
Bagi kota yang mulai padat penduduknya, maka pertambahan penduduk setiap tahun jauh melampaui kemungkinan kesempatan kerja, sehingga keadaan ini akan menimbulkan banyak pengangguran.
Dengan keadaan perekonomian mereka yang sangat rendah, kehidupan yang serba susah, sebaliknya di tengah-tengah kehidupan kota besar yang serba mewah, bukan mustahil bahwa keadaan ini merupakan faktor yang dominan untuk mendorong terjadinya kriminalitas.
Walaupun aspek-aspek tadi, seperti "urbanisasi", industrialisasi, pertambahan jumlah penduduk dan sebagainya bukan merupakan faktor langsung penyebab kriminalitas. Namun secara tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap perilaku dan sikap dari beberapa golongan masyarakat, sehingga dianggap potensial sebagai kriminologen, mempuunyai kemungkinan untuk menimbulkan tindak kriminal.
Banyaknya problema akibat "urbanisasi" ini, tentunya menambah persoalan yang perlu diselesaikan oleh pemerintah maupun masyarakat. Langkah-langkah yang perlu dilaksanakan dalam pemecahannya terhadap masalah ini antara lain, adalah:
1. Mengembalikan para penganggur di kota ke desa masing-masing.
2. Memberikan keterampilan kerja (usaha) produktif kepada angkatan kerja di daerah pedesaan.
3. Memberikan bantuan modal untuk usaha produktif.
4. Mentransmigrasikan para penganggur yang berada di perkotaan.
5. Dan langkah-langkah lainnya yang dapat mengurangi atau mengatasi terjadinya "urbanisasi".

Selain langkah-langkah tersebut di atas, juga dapat dilaksanakan berbagai upaya preventif yang dapat mencegah terjadinya "urbanisasi", antara lain:
1. Mengantisipasi perpindahan penduduk dari desa ke kota, sehingga "urbanisasi" dapat ditekan.
2. Memperbaiki tingkat ekonomi daerah pedesaan, sehingga mereka mampu hidup dengan penghasilan yang diperoleh di desa.

3. Meningkatan fasilitas pendidikan, kesehatan dan rekreasi di daerah pedesaan, sehingga membuat mereka kerasan 'betah' tinggal di desa mereka masing-masing.
4. Dan langkah-langkah lain yang kiranya dapat mencegah mereka untuk tidak berbondong-bondong berpindah ke kota.

referensi :