·
Pengertian Induktansi
Induktansi
merupakan sifat sebuah rangkaian listrik atau komponen yang menyebabkan
timbulnya ggl di dalam rangkaian sebagai akibat perubahan arus yang melewati
rangkaian (self inductance) atau akibat perubahan arus yang melewati rangkaian
tetangga yang dihubungkan secara magnetis (induktansi bersama atau mutual
inductance). Pada kedua keadaan tersebut, perubahan arus berarti ada perubahan
medan magnetik, yang kemudian menghasilkan ggl. Apabila sebuah kumparan dialiri
arus, di dalam kumparan tersebut akan timbul medan magnetik. Selanjutnya,
apabila arus yang mengalir besarnya berubahubah terhadap waktu akan
menghasilkan fluks magnetik yang berubah terhadap waktu. Perubahan fluks
magnetik ini dapat menginduksi rangkaian itu sendiri, sehingga di dalamnya timbul
ggl induksi. Ggl induksi yang diakibatkan oleh perubahan fluks magnetik sendiri
dinamakan ggl induksi diri.
Apabila arus berubah melewati suatu
kumparan atau solenoida, terjadi perubahan fluks magnetik di dalam kumparan
yang akan menginduksi ggl pada arah yang berlawanan.
Ggl terinduksi ini berlawanan arah dengan perubahan
fluks. Jika arus yang melalui kumparan meningkat, kenaikan fluks magnet akan
menginduksi ggl dengan arah arus yang berlawanan dan cenderung untuk
memperlambat kenaikan arus tersebut. Dapat disimpulkan bahwa ggl induksi ε
sebanding dengan laju perubahan arus yang dirumuskan :
dengan I merupakan arus sesaat, dan tanda negatif
menunjukkan bahwa ggl yang dihasilkan berlawanan dengan perubahan arus.
Konstanta kesebandingan L disebut induktansi diri atau induktansi kumparan,
yang memiliki satuan henry (H), yang didefinisikan sebagai satuan untuk
menyatakan besarnya induktansi suatu rangkaian tertutup yang menghasilkan ggl
satu volt bila arus listrik di dalam rangkaian berubah secara seragam dengan
laju satu ampere per detik.
Contoh Soal 1 :
Sebuah kumparan mempunyai induktansi diri 2,5 H.
Kumparan tersebut dialiri arus searah yang besarnya 50 mA. Berapakah besar ggl
induksi diri kumparan apabila dalam selang waktu 0,4 sekon kuat arus menjadi
nol?
Penyelesaian:
Diketahui:
L = 2,5 H Δt = 0,4 s
I1 =
50 mA = 5 × 10-2 A
I2 = 0
I2 = 0
Ditanya: ε = ... ?
Pembahasan :
Apabila dua kumparan saling berdekatan, seperti pada
Gambar 4, maka sebuah arus tetap I di dalam sebuah kumparan akan menghasilkan
sebuah fluks magnetik Φ yang mengitari kumparan lainnya, dan menginduksi ggl
pada kumparan tersebut.
Menurut Hukum Faraday, besar ggl ε2 yang
diinduksi ke kumparan tersebut berbanding lurus dengan laju perubahan fluks
yang melewatinya. Karena fluks berbanding lurus dengan kumparan 1, maka ε2 harus
sebanding dengan laju perubahan arus pada kumparan 1, dapat dinyatakan:
Dengan M adalah konstanta pembanding yang disebut
induktansi bersama. Nilai M tergantung pada ukuran kumparan, jumlah lilitan,
dan jarak pisahnya. Induktansi bersama mempunyai satuan henry (H), untuk
mengenang fisikawan asal AS, Joseph Henry (1797 - 1878). Pada situasi yang
berbeda, jika perubahan arus kumparan 2 menginduksi ggl pada kumparan 1, maka
konstanta pembanding akan bernilai sama, yaitu:
Induktansi bersama diterapkan dalam transformator,
dengan memaksimalkan hubungan antara kumparan primer dan sekunder sehingga
hampir seluruh garis fluks melewati kedua kumparan tersebut. Contoh lainnya
diterapkan pada beberapa jenis pemacu jantung, untuk menjaga kestabilan aliran
darah pada jantung pasien.
Materi Fisika :
Prinsip Kerja Telepon
Ketika pengguna telepon berbicara, getaran suara akan
mengubah kepadatan karbon di belakang membran. Arus listrik yang terus-menerus
berubah-ubah berjalan sepanjang bentangan kawat telepon menuju pengeras suara
pada pesawat telepon lawan bicara. Pengeras suara mengubah sinyal listrik
menjadi suara, di dalamnya terdapat magnet permanen dan elektromagnet.
Elektromagnet juga berubah-ubah seirama dengan perubahan arus listrik.
Interaksi antara magnet dengan permanen dengan medan magnet elektromagnetik,
menghasilkan getaran membran pada pengeras suara. Getaran membran ini yang akan
menghasilkan suara yang sama dengan suara pengirim.
Referensi :
·
RANGKAIAN
PENALA PADA RADIO PENERIMA
Bagian-Bagian Radio
Dalam setiap pesawat penerima
radio, komponen-komponen yang tersusun dari beberapa bagian. Secara umum
pesawat penerima radio terbagi atas tiga bagian, yaitu:
§ Bagian Detektor
Salah
satu bagian dari rangakain lengkap sebuah pesawat penerima radio adalah yang
dinamakan detector. Bagian ini merupakan daerah yang mendeteksi adanya sinyal
yang masuk. Komponen yang paling berperan pada bagian ini adalah MF. Semua sinyal yang masuk haruslah
melalui MF yang selanjutnya diteruskan ke bagian IF III.
Sinyal yang masuk masih berfrekuensi tinggi,
maka untuk menyesuaikannya dengan pesawat penerima semua frekuensi diturunkan
lebih dahulu menjadi sinyal frekuensi rendah. Jadi bagian detector ini selain
bertugas sebagai pendeteksi sinyal, juga sekaligus menurunkan sinyal yang
tinggi menjadi rendah.
Kemudian
frekuensi sinyal yang rendah tersebut sudah mengalami penurunan menjadi sekitar
100-6000 c/s. untuk menurunkan frekuensi ini biasanya digunakan komponen diode
germanium yang umum dipakai yaitu tipe OA 79 atau IN 1885.
Namun
karena beberapa pabrik pembuat pesawat penerima radio berlainan, maka untuk
bagian detector ini pun juga ada perbedaan antara penerima radio yang satu
dengan peswat penerima radio yang lain. Perbedaan itu bukan merupakan cara
kerjanya, melainkan tipe komponen serta yang dipakai serta susunan rangkaian
dalam perakitannya. Pada dasarnya prinsip kerjanya adalah sama. Berikut contoh
bagian detector untuk memudahkan dalam mereparasi.
Gambar 4. Contoh bentuk
rangkaian detektor
Secara
garis besar, bagian detektor ini bekerja karena adanya sinyal yang keluar dari
kumparan primer. Dengan demikian maka di bagian sekundernya terjadi induksi
yang sebelumnya melewati terlebih dulu dioda. Dari sini kemudian sinyal berubah
menjadi fase positif. Sedangkan fase negatifnya dalam keadaan teredam. Namun
sinyal tersebut masih berupa sinyal berfrekuensi tinggi dan belum bisa
didengarkan. Karena itulah sinyal frrekuensi tinggi kemudian diolah oleh
komponen kondensator by pass dan selanjutnya disaring oleh beberapa komponen
resistor. Baru setelah itu berubah menjadi sinyal yang berfrekuensi rendah yang
bisa didengarkan lewat loudspeaker.
§ Bagian Mixer
Mixer
juga merupakan suatu bentuk rangkaian yang ada dalam pesawat penerima radio.
Tugas utama bagian ini adalah sebagai penguat dari getaran frekuensi
antena. Kalau suatu pesawat radio hanya menggunakan sebuah transistor,
maka bagian mixernya berfungsi sebagai penguat frekuensi, baik pada antenna
maupun pada frekuensi osilator.
§ Bagian Penguat atau Amplifier
Rangakain
amplifier bukan hanya terdapat pada pesawat tape recorderatau peasawat televise
saja, melainkan pada pesawat penerima radio pun jugaterdapat rangkaian ini.
Tujuan dari rangkaian penguat ini adalah untuk memperkuat hasil sinya;
frekuensi rendah (audio) agar bisa didengar dan dinikmati suaranya melalui
speaker. Di bawah ini merupakan gambar rangkaian amplifier.
Gambar 5. rangkaian
amplifier
Referensi
:
Transformator
Transformator atau disebut trafo adalah komponen berupa susunan
lilitan-lilitan tembaga. Fungsinya untuk memindahkan tenaga listrik primer ke
sekunder melalui induksi elektromagnetik. Teknologi elektronik yang berkembang
demikian pesat menciptakan jenis trafo yang beragam, mengingat komponen yang
satu ini perannya sangat penting untuk proses pembuatan project elektronika.
Sebut saja komputer, televisi, radio, dan puluhan perangkat elektronik lainnya
semua menggunakan trafo.
Jenis Trafo Berdasarkan Kegunaan
Jika ditinjau dari kegunaannya,
trafo dibagi menjadi 3 jenis utama yaitu Trafo Frekuensi Rendah, Trafo
Frekuensi Menengah, dan Trafo Frekuensi Tinggi.
Trafo Frekuensi Rendah
Trafo frekuensi rendah bekerja pada
frekuensi audio (20Hz-20KHz) atau frekuensi diatasnya yang masih termasuk
frekuensi rendah. Ciri khas trafo yang bekerja pada frekuensi rendah umumnya
menggunakan inti besi yang lunak, khususnya pada range frekuensi
audio. Contoh trafo frekuensi rendah yaitu Trafo Adaptor dan Trafo
Output/Input.
Trafo Adaptor
Trafo Output/Input
Trafo Frekuensi Menengah
Karena termasuk trafo frekuensi
menengah maka jenis trafo ini disebut dengan Trafo IF (Intermediate Frequncy),
dan sesuai namanya trafo ini hanya bekerja pada frekuensi menengah. Umumnya
trafo jenis ini digunakan untuk radio sebagai penerima frekuensi AM/FM. Di
dalam trafo ini sudah terdapat lilitan baik primer maupun sekunder yang
dirangkai dan di-paralel dengan kapasitor khusus guna keperluan frekuensi
menengah untuk menciptakan rangkaian resonansi L-C. Frekuensi pada trafo ini
sudah ter-standarisasi frekuensi menengah yaitu 455KHz untuk keperluan
Amplitudo Modulation (AM). Sedangkan untuk keprerluan Frequency Modulation(FM)
juga sudah terstandarisasi frekuensi menengah yaitu 10,7MHz.
Trafo Frekuensi Tinggi
Sesuai namanya trafo ini bekerja
pada fekuensi tinggi. Trafo frekuensi tinggi banyak digunakan untuk kebutuhan
pembangkitan frekuensi (osilator), Flyback (rangkaian televisi tabung), atau
lilitan resonansi. Trafo frekuensi tinggi yang digunakan untuk osilator lebih
populer dengan sebutan spul osilator. Sedangkan lilitan osilator yang sering
digunakan biasanya osilator Hartley dan Coolpits. Disamping itu pada frekuensi
tinggi, trafo jenis ini juga sering digunakan untuk trafo resonansi. Trafo
resonansi sendiri banyak digunakan untuk penyesuaian impedansi antara pemancar
dan antena. Oleh karena itu trafo resonansi juga disebut dengan spul antena.
Referensi :
0 comments:
Post a Comment